Gerebek Syawal Keraton Kanoman Cirebon, Ziarah Hingga Berebut Koin Berkah

Mereka memulai tradisi dari Bangsal Pasujudan, kemudian keluar melalui pintu Penganten.

oleh Panji Prayitno Diperbarui 08 Apr 2025, 03:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2025, 03:00 WIB
Gerebek Syawal Keraton Kanoman Cirebon, Ziarah Hingga Berebut Koin Berkah
Family Kasultanan Kanoman Cirebon sedang mengikuti rangkaian gerebeg syawal di komplek Makam Sunan Gunung Jati. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)... Selengkapnya

Liputan6.com, Cirebon - Ribuan peziarah memadati komplek Makam Sunan Gunung Jati Cirebon. Mereka hendak berziarah sembari mengikuti prosesi ritual Gerbek Syawal yang digelar Kasultanan Kanoman Cirebon. 

Diketahui, tradisi yang dilakukan keluarga Kasultanan Kanoman Cirebon tersebut sudah berjalan ratusan tahun lalu. 

Grebeg Syawal menjadi salah satu tradisi turun temurun yang dilakukan keluarga keraton Makam Sunan Gunung Jati Cirebon. Prosesi Grebeg Syawal dimulai dari keluarga Kesultanan Kanoman Cirebon memasuki beberapa pintu. 

Mereka memulai tradisi dari Bangsal Pasujudan, kemudian keluar melalui pintu Penganten hingga berakhir dan istirahat di bangsa Pesanggrahan.

Di pintu pesanggrahan, keluarga Kesultanan Kanoman Cirebon beristirahat sejenak untuk berdoa dan makan bersama di pintu pesanggrahan. Setelah itu, mereka berbagi rejeki dengan tradisi surak atau menabur koin kepada warga yang datang ikut Grebeg Syawal.

Dalam tradisi ini, hanya keluarga keraton keturunan langsung yang boleh masuk berziarah ke makam Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

"Ini kegiatan rutin tahunan yang diadakan Kesultanan Kanoman dan keluarga besar Kanoman," juru bicara Kasultanan Kanoman Cirebon Ratu Raja Arimbi Nurtina, Senin (7/5/2025).

Pada kegiatan tersebut, Patih Kasultanan Kanoman Cirebon Pangeran Raja Moch Qodiran memimpin jalannya ritual tersebut. Arimbi mengatakan keluarga Kesultanan Kanoman mendoakan keselamatan, kesehatan dan keamanan seluruh umat di dunia.

Berebut Uang Koin Berkah

Usai berziarah, keluarga Kasultanan Kanoman langsung di paseban. Mereka menggelar doa dan makan bersama keluarga. 

Para peziarah pun dengan rela menunggu prosesi gerebek syawal selesai. Usai doa dan makan bersama, mereka bertemu peziarah dan berbagi uang koin kepada warga. 

"Biar berkah kami setiap tahun selalu datang ke acara gerebek syawal Keraton Kanoman. Alhamdulillah dapat koin nya," ujar salah seorang pengunjung Sedayu.

Ia berharap tradisi tersebut tetap menjadi warisan leluhur yang terus dilestarikan. Sementara itu, para peziarah rela menunggu sejak pagi hari hanya demi ikut acara gerebeg syawal.

Pada rangkaian grebeg syawal tersebut, Agung maupun pengunjung yang lain rela menunggu rombongan keluarga keraton kanoman Cirebon.

"Kalau orang-orang meyakini berkah ya namanya juga warisan tradisi," katanya.

Budayawan Cirebon Mustaqim Asteja mengatakan kegiatan tradisi tersebut merupakan turun temurun dilakukan oleh keluarga Kasultanan Kanoman Cirebon.

Dia menjelaskan, esensi dari Gerebeg Syawal adalah wujud rasa syukur masyarakat Cirebon setelah berpuasa di bulan ke 9 bulan Ramadan. Disempurnakan dengan enam hari puasa di bulan Syawal.

Grebeg Syawal, kata dia, sebagai bagian dari bakti anak kepada orang tua yang sudah membesarkan anak cucu.

"Esensi lain yaitu zikir maut kita mengingat mati dan jasa besar leluhur kita ketika membangun Cirebon yang patut menjadi tauladan bagi anak cucu dan masyarakat Cirebon secara umum. Jadi ibarat bayi baru lahir kembali suci kembali fitri," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya