BNPT dan Diaspora Qatar Bahas Pencegahan Terorisme

Dipaparkan, kebijakan BNPT menitikberatkan programnya pada metode soft approach dalam menanggulangi terorisme.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Des 2017, 08:04 WIB
Diterbitkan 04 Des 2017, 08:04 WIB
Kepala BNPT Suhardi Alius bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II pada Sabtu 4 November 2017 di Amman (sumber: BNPT)
Kepala BNPT Suhardi Alius bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II pada Sabtu 4 November 2017 di Amman (sumber: BNPT)

Liputan6.com, Jakarta - Dibutuhkan upaya yang komprehensif dan strategis untuk menanggulangi terorisme sampai ke akarnya. Antara lain dengan mengupayakan program rehabilitasi bagi anggota masyarakat yang pernah terpengaruh kegiatan terorisme, serta membangun komunikasi dan melibatkan komponen masyarakat lainnya.

Hal ini disampaikan Deputi Kerja Sama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Inspektur Jenderal (Pol) Hamidin, dalam Sosialisasi Pencegahan Terorisme di Doha, Qatar. Acara sosialisasi Pencegahan Terorisme ini digelar atas kerja sama BNPT dengan KBRI di Doha.

Irjen Hamidin di depan komunitas diaspora Indonesia di Doha, mengatakan terorisme tidak bisa dikalahkan dengan membunuh, menembaki, menangkap para pendukungnya, atau merusak jaringannya. Dibutuhkan upaya komprehensif, terpadu dan strategis guna menanggulangi ideologi terorisme sampai ke akarnya.

Seperti dikutip Antara, Senin (4/12/2017), hal yang bisa dilakukan di antaranya adalah melalui program rehabilitasi dan membangun komunikasi dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Dipaparkan, kebijakan BNPT menitikberatkan programnya pada metode soft approach dalam menanggulangi terorisme. Pendekatan ini lebih menekankan dialog dan silaturahmi dengan berbagai lapisan masyarakat, bahkan terhadap anggota masyarakat yang terlibat dalam jaringan radikalisme dan terorisme. Upaya ini diharapkan memutus rantai kekerasan terorisme dengan cara yang manusiawi.

Dalam sambutannya, Dubes Indonesia untuk Qatar Muhammad Basri Sidehabi menyambut baik upaya BNPT dalam melakukan sosialisasi agar komunitas Indonesia berhati-hati dan berupaya menghindari kegiatan yang terkait dengan terorisme dan segera melaporkan kepada pihak terkait di Qatar.

Mantan anggota DPR ini menegaskan pentingnya peran ormas di Qatar dalam mengantisipasi agar anggotanya menjauhi hal-hal yang terkait dengan kegiatan yang diduga mengandung unsur terorisme.

"Komunitas diaspora diharapkan dapat menjadi teladan bagi WNI di perantauan dan menjadi contoh kepribadian Indonesia di Qatar," ujar Muhammad Basri.

Persatuan WNI di Qatar

Menurut pejabat KBRI Doha, Boy Dharmawan, terdapat sekitar 51 ormas di Qatar yang dipimpin Ketua Persatuan Masyarakat Indonesia di Qatar (Permiqa), Edwin Kurniawan. Permiqa berperan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan WNI di Qatar yang diperkirakan berjumlah sekitar 40 ribu.

"Sosialisasi ini juga digunakan untuk menyajikan perkembangan situasi dan kondisi sosial-politik di kawasan, khususnya perkembangan politik dan keamanan akibat adanya blokade terhadap Qatar oleh negara kuartet yang dipimpin Saudi Arabia sejak Juni lalu," jelas Boy.

KBRI menyampaikan upaya yang dilakukan KBRI Doha dalam mempersiapkan contigency plan atau langkah antisipasi sekiranya kondisi kawasan tidak kondusif.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

https://www.vidio.com/watch/780791-kepala-bnpt-pelajari-pengalaman-penanggulangan-terorisme-turki

Kepala BNPT pelajari pengalaman penanggulangan terorisme Turki

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya