Siaga I di Bendung Katulampa Hari Ini Terlama dalam Sejarah

Tinggi muka air Bendung Katulampa Kota Bogor, Jawa Barat, mencapai puncaknya di level 240 sentimeter atau Siaga I pada pukul 09.10 WIB.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 05 Feb 2018, 12:52 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2018, 12:52 WIB
bendung katulampa
Bendung Katulampa siaga I, warga bantaran sungai diharap waspada. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Tinggi muka air Bendung Katulampa Kota Bogor, Jawa Barat, mencapai puncaknya di level 240 sentimeter atau Siaga I pada pukul 09.10 WIB, Senin (5/2/2018). Meski sempat turun di angka 220 cm sekitar pukul 11.00 WIB, debit air masih bertahan pada Siaga I hingga pukul 12.25 WIB.

Kepala Pengawas Bendung Katulampa Andi Sudirman menyatakan, tingginya muka air di Bendung Katulampa lebih lama dari tahun sebelumnya. Bahkan, dia mengungkap ini merupakan yang terlama dalam sejarah.

"Tahun-tahun sebelumnya Siaga I paling lama hanya sekitar 10-20 menit, setelah itu berangsur surut. Tapi kali ini sudah dua jam lebih masih bertahan di level 220 cm," kata Andi ditemui di Pos Bendung Katulampa.

Faktor yang menyebabkan lamanya durasi disebabkan di wilayah hulu sungai dan sekitarnya terus diguyur hujan deras dan merata.

"Faktornya karena di kawasan Puncak di terus diguyur hujan, sehingga Sungai Ciliwung meluap," ujar Andi.

Dia pun mengimbau warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung untuk waspada dan mengungsi ke dataran tinggi karena durasi yang cukup panjang.

Ratusan Rumah Terendam

banjir bogor
Ratusan rumah terendam akibat Sungai Ciliwung meluap. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Sementara itu, akibat meluapnya Sungai Ciliwung, ratusan rumah warga di bantaran sungai terendam. Tak hanya rumah, Pasar Jambu pun ikut tergenang akibat luapan air sungai.

Akibat meluapnya air sungai juga merendam Jembatan Satu Duit di Jalan Ahmad Yani. Polisi akhirnya menutup jembatan tersebut dan mengalihkan kendaraan dari arah Istana Bogor menuju Warung Jambu maupun sebaliknya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya