Mendag: Penyimpanan Beras Impor Demi Stabilitas Beras Lokal

Penyimpanan beras impor menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bertujuan memperkuat cadangan beras nasional.

oleh Rinaldo diperbarui 14 Feb 2018, 19:54 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2018, 19:54 WIB

Fokus, Jakarta - Pemerintah kembali menerima pasokan beras yang diimpor dari Vietnam sebanyak 41 ribu ton. Pasokan beras ini didatangkan dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Seperti ditayangkan Fokus Sore Indosiar, Rabu (14/2/2018), sempat tertahan sehari akibat kendala dokumen, pasokan beras dari kapal cargo Singapore Bulker akhirnya bisa dibongkar muat.

Setelah dilakukan pengujian standar kesehatan petugas karantina, beras 41 ribu ton dibawa menuju gudang penyimpanan Bulog Kelapa Gading, Jakarta, bukan langsung dipasarkan.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, penyimpanan beras impor bertujuan memperkuat cadangan beras nasional. Dengan demikian, tidak akan merusak harga gabah petani lokal seperti yang dikhawatirkan sejumlah pengamat pertanian.

“Jadi beras impor itu adalah untuk mengisi cadangan dan dalam rangka stabilisasi harga, karena kita ketahui di hukum ekonomi itu adalah supply dan demand. Harganya naik terus karena supply-nya berkurang,” jelas Enggartiasto Lukita.

Kebijakan impor terpaksa dilakukan pemerintah lantaran stok ketersediaannya berada di bawah angka standar kebutuhan, yakni 677 ribu ton. Semestinya total ketersediaan beras ialah 1 juta ton beras.

Sejak tanggal 11 Februari lalu, jumlah beras impor dari Vietnam, Thailand, dan India yang masuk baru sebesar 281 ribu dari target total 500 ribu ton. Sisa beras impor ditargetkan akan tiba pada Maret mendatang.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya