Pemilik Bom Bangil Pasuruan Sering Ikut Pengajian JAD

Pemilik bom Bangil Pasuruan, Jawa Timur, A diduga sering berkomunikasi dengan narapidana teroris saat menghuni Lapas Cipinang, Jakarta Timur, pada 2010.

diperbarui 06 Jul 2018, 17:10 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2018, 17:10 WIB
Pelaku ledakan di Bangil, Pasuruan
Pria diduga pelaku ledakan di Bangil, Pasuruan (foto: dokumentasi Polda Jawa Timur)

Pasuruan - Pemilik bom Bangil Pasuruan, Jawa Timur, A diduga sering berkomunikasi dengan narapidana teroris saat menghuni Lapas Cipinang, Jakarta Timur, pada 2010. Hal itu terus dilakukan usai dia menjalani masa hukumannya selama lima tahun.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan komunikasi itu dijalin pemilik bom Bangil Pasuruan dengan mengikuti pengajian.

"Kesehariannya terduga pelaku, dari alat bukti yang ditemukan dan berbagai alat bukti digital bergaul intim dengan rekan-rekan napiternya dalam suatu pengajian," ujar Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (6/7/2018).

Pengajian tersebut diduga diikuti oleh kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Pemilik bom Bangil Pasuruan itupun dikenal warga lebih suka menyendiri.

"Semenjak pelaku keluar dari lapas banyak menyendiri dan melakukan kegiatan pengajian dengan diduga pengikut jaringan JAD Pasuruan," kata Iqbal.

Terkait pengajian-pengajian yang berbaiat kepada ISIS itu, lanjut dia, seluruh pemangku kepentingan terkait sudah melakukan sejumlah upaya. Baik hard approach tapi juga soft approach.

"Tidak akan maksimal kita tidak semua bekerja, tokoh agama, BNPT, TNI untuk melakukan soft approach banyak yang sudah kembali, mereka terduga pelaku tapi juga korban dengan pemahaman yang tak sesuai dengan akidah, maka itu ada upaya deradikalisasi," ujar Iqbal.

 

Kronologi

Sebelumnya, bom Bangil Pasuruan meledak di rumah yang dikontrak A. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.30 WIB.

Awalnya, warga mendengar ledakan keras dari rumah kontrakan A. Di sana pria 50 tahun itu tinggal bersama istri Dina Rohana dan Umar Alfaruq yang baru berusia 3 tahun.

Mendengar ledakan, warga pun mendatangi rumah A. Namun, pria itu melarang warga mendekat. Melihat banyak warga yang datang, dia mengancam akan meledakkan bom.

Pria yang dikenal tertutup itu kemudian masuk ke rumah. Menutup rapat pintu rumah bercat kombinasi putih dan pink tersebut. Beberapa saat kemudian, terdengar dua kali ledakan.

Mendapat laporan warga, Kapolsek Bangil Kompol M Iskhak bersama anggota datang. Melihat anggota polisi, A kian beringas. Dia sempat mengejar dan menyerang Iskhak. Karena Iskhak lari, dia melemparkan tas berisi bom. Bom itu meledak, tapi tidak mengenai Iskhak.

 

Ikuti berita menarik lainnya di Jawapos.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya