TNI: Memalukan Kalau Ada Jambret Saat Asian Games 2018

Sabrar tak merinci berapa jumlah personel TNI yang diterjunkan saat Asian Games.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jul 2018, 10:48 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2018, 10:48 WIB
Latihan Pengamanan Asian Games
Personel TNI melakukan latihan pengamanan Asian Games 2018 di lapangan Istora Senayan, Jakarta, Rabu (18/7). Latihan gabungan bersama Polri ini terkait pengawalan tamu VVIP Asian Para Games 2018 dan mengatasi gangguan yang terjadi (Merdeka.comImam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - TNI ikut serta mengamankan jalannya Asian Games 2018. Kapuspen TNI Mayjen Sabrar Fadhilah mengatakanTNI dan Polri akan berkolaborasi dalam pembagian tugas pengamanan.

Sabrar mengatakan, secara umum keamanan dalam negeri diambil-alih oleh kepolisian. Sementara TNI akan fokus pada tamu internasional sesuai aturan yang ada.

"Jangan lupa ini konteksnya internasional. Artinya akan ada datang, mungkin Presiden dari mana yang mau datang, apa Presiden Brunei atau apa. Aturan kami kalau setingkat Perdana Menteri dan Presiden ke atas yang menjaga adalah TNI. Jadi, ini sifatnya kolaborasi-lah, bekerja sama, tak saling tumpang tindih dan seterusnya," katanya saat dikonfirmasi, Senin (23/7/2018).

"Jadi don't worry, karena kami terus bekerja, polisi juga kebutuhannya untuk saling menutup dia bilang ke kami, minta kekuatannya ini, di posisi mana," ucapnya.

Namun, Sabrar tak merinci berapa jumlah personel TNI yang diterjunkan. Yang jelas, kata dia, TNI akan berfokus di tiga tempat lokasi Asian Games, yakni Palembang, Jakarta, dan Bandung serta tempat lainnya.

"Tetapi tak hanya itu. Tempat-tempat pendaratan pesawat mereka dan seterusnya tentu ada pengamanan. Mana yang polisi atur, mana yang TNI atur," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pengamanan Cipta Kondisi

Dia melanjutkan, mulai saat ini sudah ada pengamanan cipta kondisi menjelang Asian Games. Antara lain, kata Sabrar, mulai dari tindakan penegakan hukum kepada aksi-aksi teror maupun kriminal, yakni jambret, sesuai instruksi Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

"Kan, ini negeri kita, malu-maluin-lah kalau banyak jambret. Kemudian mungkin nanti terkait hal teknis, misalnya pengaturan lalu lintas, mungkin ada yang harus ditutup, yang tadinya enggak papa jadi satu arah, dan seterusnya," tandasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya