Pemuda Muhammadiyah: Mencari Partai Antikorupsi Susah seperti Hantu

Menurut Dahnil, pemberantasan korupsi seharusnya berawal dari partai politik.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 26 Jul 2018, 06:06 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2018, 06:06 WIB
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam Tabligh Akbar dan Orasi Kebangsaan Muskerwil Pemuda Muhammadiyah di Majenang, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam Tabligh Akbar dan Orasi Kebangsaan Muskerwil Pemuda Muhammadiyah di Majenang, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, mencari partai yang antikorupsi saat ini seperti mencari hantu. Sebab, banyak partai politik yang kadernya terjerat kasus korupsi.

"Karena mencari partai antikorupsi itu yang utopis, seperti mencari hantu. Jadi memang ketika bicara parpol anti-korupsi, semua orang, termasuk publik, enggak percaya, seperti mimpi," kata Dahnil Anzar di Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (25/7/2018).

Menurut dia, pemberantasan korupsi seharusnya berawal dari partai politik. Parpol berperan penting dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik.

"Saya termasuk yang pesimistis terhadap parpol yang antikorupsi, tapi setidaknya ini bentuk tagihan kita kepada parpol, Anda harus punya komitmen itu," ucapnya.

Dahnil menambahkan, parpol menjadi cermin dalam praktik korupsi. Dia menyebut praktik-praktik korupsi disebabkan salahnya niat para kader saat memasuki ranah politik.

"Kalau saja partai politik kita itu bersih pasti tidak ada praktik korupsi. Karena ada fakta itu orang yang masuk politik itu sudah salah dari awal," ujarnya.

Untuk itu, dia meminta semua parpol kembali ke tujuan yang semula, yaitu membangun Indonesia yang bebas korupsi. Salah satu cara agar para kader parpol tak terjerat kasus korupsi, kata Dahnil, bisa dimulai dengan proses perekrutan yang bersih.

"Pertama parpolnya bersih, proses perekrutannya bersih. Kami sebenarnya mendukung parpol dibiayai oleh negara. Jadi dibiayai tapi kemudian ketika ada kadernya tertangkap korupsi dalam setiap level parpol itu bisa dibubarkan," ucap Dahnil Anzar.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya