Liputan6.com, Jakarta - Penerbangan Tanah Air kembali berduka. Kali ini Pesawat Caravan jenis Pilatus Dimonim Air PK-HVQ jatuh di Pegunugan Bintang, Papua, Sabtu, 11 Agustus 2018.
Sebelum jatuh dan menghantam hutan belantara Gunung Menuk, pesawat jenis twin otter itu terbang dari Bandara Tanah Merah, Kabupaten Boven Digul, menuju Bandara Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal menyebutkan, saat itu pesawat Dimonim Air tengah membawa tujuh penumpang dengan dua orang. Total jadi sembilan orang.
Advertisement
Dari sembilan penumpang tersebut, satu orang dinyatakan selamat. Djumaidi, bocah 12 tahun, mengalami patah tulang akibat kecelakaan maut tersebut. Sementara sang ayah meninggal di tempat.
Berikut sejumlah fakta mengejutkan jatuhnya Pesawat Dimonim di Pegunungan Bintang Papua:
1. Hilang Kontak
Adalah pilot Lessie dan kopilot Wayan Sugiarta yang saat itu bertugas menerbangkan tujuh penumpang menuju ke Bandara Oksibil di Pegunungan Bintang.
Pesawat jenis twin otter itu terbang dari Bandara Tanah Merah, sekitar pukul 11.50 WIT.
"Pesawat Dimonim Air terbang dari Bandara Tanah Merah Kabupaten Boven Digul menuju Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang," tutur Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Sabtu, 11 Agustus 2018.
Pihak Tower Bandara Oksibil mengaku sempat menerima kontak terakhir dari pilot pada pukul 14.17 WIT.
Pada pukul 14.30 WIT, lanjut pihak Bandara Oksibil, pesawat Dimonim Air seharusnya sudah mendarat. Namun, saat tengah dilacak posisinya, pesawat berpenumpang tujuh orang itu hilang kontak.
Advertisement
2. Ditemukan Warga
Pesawat Dimonim Air yang jatuh di Pegunungan Bintang, Papua, pertama kali ditemukan oleh warga, pada Sabtu malam, 11 Agustus 2018.
Akibat lokasi jatuhnya pesawat cukup berbahaya, sehingga pencarian dilanjutkan keesokan harinya.
Laporan warga tersebut langsung ditindaklanjuti oleh tim gabungan yang berjumlah 80 orang menuju ke TKP.
Kasubbid Penmas Bidang Humas Polda Papua AKBP Suryadi Diaz menuturkan, tim gabungan sempat kesulitan untuk mengevakuasi korban tewas dan selamat. Selain terjal, lokasi jatuhnya pesawat dan posisi korban juga berada di antara gunung-gunung.
3. Satu Bocah Selamat
Memang ajaib. Dari kecelakaan pesawat nahas itu, ada satu penumpang yang berhasil selamat. Djumaidi (12) yang kini masih duduk di bangku kelas V SD itu berhasil ditemukan tak jauh dari puing-puing Dimonim Air.
Saat ditemukan Tim Gabungan, bocah itu mengalami patah tulang di tangan kanannya.
"Belum diketahui bagaimana anak itu bisa selamat. Mungkin karena posisinya dia di pesawat terlindungi sesuatu pada saat kecelakaan terjadi yang menyebabkan dia selamat," kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal ketika dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Minggu (12/8/2018).
Guna perawatan lebih lanjut, Jumaidi langsung diterbangkan ke Jayapura untuk mendapat perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua.
Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
Advertisement