Mahasiswa Muhammadiyah Minta Petinggi Kampus Tolak Politik Pilpres

IMM meminta agar pimpinan pendidikan tinggi mensterilkan kampus dari segala bentuk kegiatan berbau politik.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 28 Sep 2018, 14:57 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2018, 14:57 WIB
Momen Akrab Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi di KPU
Dua pasang capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat pengambilan nomor urut peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menyayangkan tindakan sejumlah lembaga pendidikan tinggi yang menerima capres-cawapres atau politikus parpol berbicara di forum civitas kampus. Sebagai lembaga pendidikan, IMM menilai kampus harus menjaga netralitas dari politik praktis.

"Para petinggi universitas semestinya menyadari dinamika politik yang tengah berjalan saat ini. Perlu dan wajib untuk tetap menjaga netralitas kampus sebagai tempat dan ruang akademik," ujar Ketua umum DPP IMM Najih Prastiyo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (28/9/2018).

Dia pun meminta beberapa kampus yang sudah telanjur menjadi sorotan lantaran menghadirkan atau dihadiri capres-cawapres untuk meminta maaf, tidak hanya kepada kalangan internal kampus, tapi juga kalangan masyarakat akademisi secara luas.

"Mari kita bersihkan kampus-kampus, ruang akademik, tempat ibadah dari kepentingan politik praktis," kata dia.

Najih menilai, pihak kampus sebenarnya boleh saja mengundang capres-cawapres untuk menyampaikan ide dan gagasannya dalam koridor akademik, bukan politik praktis.

"Kalau hanya diskusi boleh saja, tapi jika sampai menyampaikan visi dan misi, itu berarti kampanye dan hal itu dilarang UU Pemilu," ucap dia.

Namun, sangat sedikit sekali kemungkinannya di tahun politik dan masa kampanye seperti sekarang ini, capres dan cawapres tidak menyelipkan kepentingan politiknya ketika bertandang ke kampus.

Karena itu, Najih mengatakan pihaknya meminta agar pimpinan pendidikan tinggi mensterilkan kampus dari segala bentuk kegiatan berbau politik, termasuk yang dibungkus dalam kegiatan kuliah umum, maupun aktifitas politik praktis lainnya.

Tak hanya itu, Najih juga menuntut para pimpinan kampus untuk independen dan tidak mengarahkan institusi kampus untuk mendukung capres tertentu.

"Menuntut mundur sementara atau non aktif dari jabatan bagi pimpinan kampus dan jajarannya yang menjadi Timses Capres Cawapres. Ini semata menjaga independensi dan martabat kampus Muhammadiyah," ucap dia.

Hindari Hoax

Dia juga menyerukan kepada timses kedua paslon capres dan masyarakat untuk menghindari kampanye hitam, hoax dan ujaran kebencian serta provokasi lainnya.

"Sebaliknya, berkampanyelah dengan mengangkat visi misi dan program kesejahteraan rakyat," kata dia.

IMM juga meminta aparat penegak hukum menindak tegas pihak-pihak pembuat dan penyebar hoax dan ujaran kebencian.

"IMM juga mengajak semua elemen menjaga situasi kondusif agar pemilu terlaksana dengan aman dan damai," Najih menandaskan.

Saksikan Video Pillihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya