BNPB: Bantuan Asing Tak Menaikkan Status Bencana di Sulteng

Meskipun warga Indonesia khususnya Sulawesi Tengah menerima bantuan asing, bukan berarti dapat mengubah status bencananya.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Okt 2018, 19:34 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2018, 19:34 WIB
Dedikasi Tim Penyelamat Evakuasi Korban Tsunami Palu
Tim penyelamat membawa korban selamat dari sebuah bangunan restoran yang rusak akibat gempa dan tsunami yang menghantam Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9). (AP Photo/Tatan Syuflana, File)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sampai saat ini belum menetapkan status bencana nasional atas musibah gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Peristiwa gempa yang berujung tsunami itu terjadi pada Jumat sore pekan lalu.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, meskipun Indonesia telah menerima bantuan asing, bukan menjadi alasan untuk meningkatkan statusnya menjadi bencana nasional.

"Tidak ada kaitan terima bantuan asing dengan tingkat status bencana, status bencana di Sulteng adalah bencana daerah, bukan bencana nasional," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (2/10/2018).

Ia menjelaskan, peristiwa yang terjadi di Palu dan Donggala ini berbeda dengan peristiwa tsunami yang terjadi di Aceh pada 2004. Karena, pemerintah daerah lainnya sampai kini masih tetap berjalan meski terdapat bencana.

"Kalau bencana nasional itu semuanya kolaps, kondisinya seperti gempa dan tsunami Aceh 2004. Tapi di Sulteng masih banyak pemerintahan yang berjalan," jelas Sutopo.

Ia pun menegaskan, meskipun warga Indonesia khususnya Sulawesi Tengah menerima bantuan asing, bukan berarti dapat mengubah status bencananya.

"Tidak ada kaitan antara bantuan internasional dengan status bencana nasional," ujar Sutopo.

Ia pun mengungkapkan, gempa yang terjadi di Yogyakarta pada 2006, Sumatera Barat pada 2009 dan erupsi Gunung Merapi pada 2010, Indonesia juga menerima bantuan asing. Akan tetapi, status bencana saat itu masih bencana daerah, bukan bencana nasional.

"Yang penting dalam hal ini bukan pernyataan status atau tidak, tapi penanganannya. Saya tekankan, pemerintah Indonesia masih sanggup mengatasi penanganan darurat bencana di Sulteng," tegas Sutopo.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


4 Wilayah Terparah

Pada kesempatan yang sama, Sutopo mengatakan dari gempa berujung tsunami di Palu dan Donggala, terdapat empat wilayah yang paling parah akibat terkena bencana.

"Yang terparah Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong," kata Sutopo.

Berikut beberapa desa yang hilang atau rata dengan tanah:

1. Kabupaten Donggala (Sulawesi Tengah): - Desa Tosale Kecamatan Benawa Selatan.- Desa Towale Kecamatan Banawa Tengah.- Desa Loli Kecamatan Banawa (permukiman rata tanah diterjang tsunami). Tinggi tsunami diperkirakan 6-7 meter (melampuai tiang listrik).

2. Kabupaten Sigi (Sulawesi Tengah): - 7 kecamatan terisolir karena akses jalan longsor dan bangunan runtuh.- 7 kecamatan terisolir : Kecamatan Lindu, Kulawi, Kulawi Selatan, Dolo Barat, Dolo Selatan, Gumbasa, dan Salua.- Perlu bantuan logistik, obat-obatan, alat berat.

3. Kabupaten Mamuju Utara (Sulawesi Barat): - 1 orang meninggal dunia.- 185 rumah rusak berat, 22 rumah rusak sedang, dan 92 rumah rusak ringan- Kerusakan terdapat di Kecamatan Sarjo, Sarude, Bambaira, Bambalamotu, Pedongga, dan Pasangkayu.

Reporter: Nur Habibie

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya