Liputan6.com, Surabaya - Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah PAN Jawa Timur menggelar konsolidasi kader dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) di DBL Arena Surabaya, Sabtu 27 Oktober 2018.
Acara tersebut dihadiri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Gubernur terpilih Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa serta ribuan Caleg, Kader dan simpatisan PAN se Jawa Timur.
Baca Juga
Dalam sambutannya, Gubernur terpilih Khofifah Indar Parawansa memuji kerja keras Kader PAN yang turun langsung ke masyarakat untuk memenangkan Pilgub Jatim.
Advertisement
"Saya masih ingat bagaimana PAN dipimpin Ketua Umum Pak Zul turun langsung ke 38 Kabupaten/Kota selama hampir 20 hari. Sejarah mencatat itulah salah satu faktor utama yang menentukan kemenangan Khofifah Emil di Jawa Timur," ungkap Khofifah.
Khofifah mengakui roadshow Ketua Umum PAN yang menyapa warga Jatim di semua Kabupaten/Kota itu menjadikan Jawa Timur memiliki Gubernur perempuan pertama.
"Semoga hubungan baik kami, PAN terus terjaga dengan baik. Apalagi selama ini Fraksi PAN di DPRD juga terus memberikan sumbang sarannya memajukan Jawa Timur," ungkapnya.
Menanggapi Khofifah, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sampaikan kampanye kader PAN itu damai, bersahabat dan langsung menyapa masyarakat
"Saling merangkul seperti teletubbies bukan memukul. Bukan bakar-bakaran kalau itu bukan kelas PAN," ucap Zulkifli Hasan.
Demokrasi Harus Mendidik
Partai Amanat Nasional (PAN) berharap Tahun Politik bisa dilalui dengan damai, sejuk, dan bermartabat. Hal ini sampaikan Sekjen Partai itu Eddy Soeparno usai Diskusi Publik bertajuk 'Peran Generasi Milenial Menangkal Hoaks' di Warung Upnormal, Bogor, Jumat (26/10/2018).
"PAN ingin kampanye politik dilakukan dengan sejuk, bertarung dengan ide, gagasan yang mencerahkan dan mencerdaskan," ungkap Eddy.
Ia tak menampik tujuan kampanye politik adalah meraup suara sebanyak-banyaknya dari masyarakat. Namun ia menolak PAN terjerumus dengan menghalalkan segala cara.
"Kita berdemokrasi tapi juga harus mendidik. Tunjukkan pada rakyat bahwa demokrasi itu bermanfaat bagi mereka juga, jangan sampai kita kembali kepada cara-cara masa lalu sebelum reformasi," jelasnya.
Dia juga mengatakan, bukan saatnya lagi menggunakan cara-cara lama, apalagi politik uang. Baginya, menyuap rakyat sama saja dengan mencederai demokrasi.
"Saya kira cara-cara menyuap tidak boleh ada lagi, kita tanamkan demokrasi yang santun, sejuk, dan teduh. Janganlah ada caci maki, saling serang antar sesama anak Negeri hanya gara-gara pesta rakyat lima tahunan," tegas dia.
Advertisement