Kota Tangerang Jajaki Kerjasama dengan Jepang Tangani Permasalahan Air Baku

Pemerintah Kota Tangerang bekerja sama dengan Jepang terkait Sistem Pemanenan Air Hujan Menjadi Air Baku atau Rainwater Harvesting System yang dapat menangani banjir hingga masalah kekeringan pada musim kemarau.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Nov 2018, 18:41 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2018, 18:41 WIB
Kota Tangerang Jajaki Kerjasama Dengan Jepang Tangani Permasalahan Air Baku
Pemerintah Kota Tangerang bekerja sama dengan Jepang terkait Sistem Pemanenan Air Hujan Menjadi Air Baku atau Rainwater Harvesting System yang dapat menangani banjir hingga masalah kekeringan pada musim kemarau.

Liputan6.com, Jakarta Jepang melalui Daiken Corporation dan salah satu konsultannya yaitu Japan International Cooperation Agency (JICA) menawarkan kerjasama kepada Dinas PUPR Kota Tangerang terkait Sistem Pemanenan Air Hujan Menjadi Air Baku atau Rainwater Harvesting System.

Rainwater Harvesting System sendiri berfungsi sebagai penampungan air dikala hujan, kemudian air yang sudah ditampung atau "dipanen" ini nantinya akan melalui beberapa proses hingga dapat digunakan kembali sebagai air baku atau air minum serta kebutuhan lain sehari-hari. Sehingga saat memasuki musim penghujan dan curah hujan cukup tinggi, air hujan dapat dimanfaatkan secara optimal yang dapat meminimalisir banjir dan genangan.

Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Kota Tangerang, Taufik Syahzaeni menjabarkan apabila penjajakan teknologi ini nantinya berhasil, maka Kota Tangerang menjadi kota pertama di Indonesia yang mengadopsi teknologi ini.

"Sekarang masih tahap penjajakan, survey lokasi dan hitung-hitungan datanya terus dilakukan. Teknologi ini sudah dipakai oleh Jepang, Laos, dan Vietnam," jelasnya yang ditemui diruang Rapat Dinas PUPR, Karawaci, Selasa (27/11).

Taufik juga menjelaskan teknologi ini berbentuk seperti penampungan air hujan yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai air baku sangatlah bernilai tinggi apalagi disaat musim kemarau.

"Kalau misalkan teknologi ini kita terapkan sangat bagus untuk kedepannya, apalagi materialnya ada di Indonesia nanti aplikasi dan bentuk desainnya dari mereka," jelas Taufik.

Taufik juga menjelaskan berbagai kelebihan dengan teknologi ini. Bahkan, masyarakat tak perlu menghadapi musim kemarau.

"Saat musim hujan, bisa jadi penampungan air untuk mengurangi genangan. Dan saat kemarau gak khawatir kekeringan karena ada tampungan air bersih. Bahkan kalau di Jepang air hujannya setelah lewat alat ini langsung bisa diminum," tambah Taufik.

Perwakilan Pusat Air Tanah dan Air Baku Kementerian PUPR, Anshar mengatakan Kota Tangerang sebagai kota industri sangat bisa menggunakan teknologi ini.

"Jepang sendiri negara industri. Berarti disini juga bisa. Kalau nanti hujan asam, alat ini bisa merubah Phnya menjadi basa artinya airnya sangat berkualitas dan aman untuk diminum," jelas  Anshar.

Sementara itu, pemilik alat teknologi Rainwater Harvesting System, Okamoto dari Daiken Corporation menyatakan teknologi ini sangat cocok diterapkan di Indonesia untuk mengatasi masalah kekeringan, air bersih dan banjir sekaligus.

"Karena alat ini memanen air yang ditampung saat hujan dan dapat digunakan kembali untuk air bersih saat musim kemarau," tukas Okamoto.

Apabila proses penjajakan dari teknologi Rainwater Harvesting System ini berhasil, wilayah yang akan menjadi pilot project diantaranya Larangan, Ciledug dan Karang Tengah.

 

(*)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya