Warga Pandeglang Korban Tsunami Masih Mengungsi di Tempat Tinggi

Sebelum tsunami, seorang warga sempat melihat Anak Gunung Krakatau mengeluarkan percikan api.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Des 2018, 18:55 WIB
Diterbitkan 24 Des 2018, 18:55 WIB
Usai Tsunami Selat Sunda, Warga Mulai Pulang Selamatkan Harta Benda
Pemandangan kehancuran usai tsunami menerjang Kampung Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Senin (24/12). Pascatsunami Selat Sunda, warga pulang untuk mencari barang berharga miliknya. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Warga Kampung Citajur, Kecamatan Carita, Pandeglang, Banten masih trauma pascatsunami di pesisir pantai Banten pada Sabtu 22 Desember 2018 malam. Warga masih mengungsi di daerah yang lebih tinggi, yakni di Kampung Susukan.

"Kalau malam ini pada ngungsi, ke gunung itu di Kampung Susukan. Masih takut gelombangnya masih tinggi kalau malam, trauma warga sini mas," kata Ujang saat ditemui di Kampung Citajur, Kecamatan Carita, Pandeglang, Senin (24/12/2018).

Ia mengungkapkan, sebelum tsunami ia melihat Gunung Anak Krakatau tersebut menyemburkan percikan api.

"Jadi sore itu sebelum tsunami itu tiba langit di pesisir Pantai Carita sangat cerah. Sehingga aktivitas Gunung Krakatau pun terlihat begitu jelas mas. Sore tuh jelas banget kembang apinya beda enggak kaya biasa deh," ujarnya.

Bahkan, lanjutnya, ia sempat memiliki firasat  bahwa ini adalah pertanda bencana. Ia pun sebagai kepala keluarga meminta istri dan anak-anaknya untuk beristighfar.

"Enggak lama itu paling hitungan detik doang, air saya lihat 5 meter lebih (tingginya), kedengeran gemuruh terus air datang tuh. Beton aja sampai terserat. Saya langsung lari ke rumah bawa keluarga saya ke gunung," bebernya.

Sementara warga lainnya, yakni Asep menceritakan yang sama. Ia bersama keluarganya mencoba lari dari kejaran air.

"Kalau saya lagi duduk (di teras rumah), orang-orang pada teriak 'tsunami-tsunami', saya langsung panggil anak, istri dan mertua saya ke gunung. Enggak bawa apa-apa (barang pribadi), saya gendong anak saya," kata Asep.

Korban Jiwa

Sebelumnya, Badan SAR Nasional (Basarnas) mencatat 334 orang meninggal dunia akibat gelombang tsunami yang menerjang perairan Selat Sunda, Provinsi Banten, Sabtu 22 Desember malam. Jumlah itu masih sementara dan ada kemungkinan bertambah.

Selain korban meninggal, BNPB juga mencatat 1.016 orang mengalami luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi yang tersebar di lima kabupaten yakni Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran.

Ribuan personel gabungan TNI, Polri, BNPB, Basarnas, sejumlah kementerian lembaga, relawan dan masyarakat saat ini masih berusaha mengevakuasi dan mencari para korban.

 

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya