Cerita Supriyadi, Paman yang Bopong Jenazah Keponakannya di Tangerang

Hanya satu hal yang terbesit di benak Supriyadi kala itu, bagaimana caranya membawa jenazah keponakannya yang merupakan anak yatim ke rumah sebelum azan magrib setelah tak dapat pinjaman ambulans....

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 26 Agu 2019, 21:44 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2019, 21:44 WIB
Ayah gendong jenazah anak
Paman gendong jenazah keponakan. (Merdeka.com)

Liputan6.com, Tangerang - Hanya satu hal yang terbesit di benak Supriyadi kala itu, bagaimana caranya membawa jenazah keponakannya ke rumah sebelum azan magrib setelah Puskesmas Cikokol tak memberikan pinjaman ambulans. 

Dia kemudian memutuskan untuk membopong jenazah keponakannya, Muhammad Husein (8) yang sudah terbujur kaku tersebut dan berjalan kaki ke rumah. Terlebih, kampungnya berada di seberang jalan Puskesmas Cikokol.

Tak ayal, aksinya membuat kaget warga sekitar. Ada yang menyingkir, ada pula yang mendekat ketika dia berjalan kaki menuju jembatan penyeberangan.

Seorang pengendara yang bersimpati kemudian menghentikan laju mobilnya dan memberi Supriyadi tumpangan.

Ada juga warga yang merekam dan menunggah videonya ke media sosial.

 

Supriyadi tidak menyangka, keputusannya membopong jenazah keponakan menjadi viral dan mendapat simpati dari warganet.

"Saat itu saya lagi di rumah, dapat informasi dari istri kalau Husein meninggal karena tenggelam dan jenazahnya sudah di Puskesmas Cikokol. Dengar itu, saya langsung ke puskesmas melihat keadaan keponakan saya," tutur dia, Tangerang, Senin (26/8/2019).

Sesampainya di puskesmas, Supriyadi melihat jasad keponakannya yang tengah dibersihkan oleh enam petugas. Melihat hal itu, Supriyadi mengaku tidak mampu membendung tangisnya dan meminta petugas untuk mengizinkannya masuk.

"Saya lihat langsung, jasad keponakan saya sudah kaku. Saya enggak bisa nahan tangis lagi. Dia keponakan yang dekat dengan saya, setelah ayahnya meninggal sejak dia lahir dan dia hanya tinggal dengan ibunya," ujar Supriyadi.

Selesai dibersihkan, Supriyadi langsung meminta agar petugas puskesmas dapat membantunya mengantarkan jenazah Husein ke kediamannya di Kelurahan Kelapa Indah, Kota Tangerang. Namun, permintaannya langsung ditolak petugas puskesmas, padahal saat itu mobil ambulans ada terparkir di pusat kesehatan tersebut.

"Pas ditolak gitu saya bingung, kenapa dilarang, terus dijelasin sama petugasnya kalau ambulans itu hanya untuk orang sakit. Akhirnya, saya minta petugas buat carikan mobil jenazah," kata Supriyadi, paman yang gendong jenazah keponakannya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Petugas Sudah Hubungi 112

Ilustrasi jenazah
Ilustrasi jenazah. (IstockPhoto)

Supriyadi kemudian menyaksikan petugas sudah menghubungi 112 yang merupakan layanan kesehatan cepat tanggap milik Pemerintah Kota Tangerang. Layanan itu, menyediakan mobil jenazah gratis bagi warga. Tapi sayangnya, setelah ditunggu oleh keluarga Husein, layanan tersebut tidak dapat diakses.

"Kita sudah nunggu hampir dua jam, tapi enggak datang juga mobilnya. Petugasnya bilang, kalau sinyalnya jelek. Saya sudah kesal mendapati layanan buruk itu, dan kasihan keponakan saya yang terlalu lama didiamkan, akhirnya, saya inisiatif gendong jenazah keponakan saya, kemudian jalan menyebrangi JPO untuk naik ojek," terang Supriyadi.

Namun, sesaat hendak menaiki tangga jembatan penyebrangan orang (JPO), Supriyadi dipanggil oleh warga setempat yang kebetulan mobilnya terparkir di bawah JPO yang berdekatan dengan puskesmas tersebut. Warga itu menawarkan mobilnya untuk mengantar Supriyadi dan jenazah Husein yang diselimuti kain jarik ke rumah duka.

"Ada orang baik yang bantu saya, saya sangat berterima kasih," ungkap Supriyadi.

Keluarga Husein sangat menyayangkan layanan Pemerintah Kota Tangerang dan berharap layanan tersebut bisa segera dibenahi.

"Saya tidak menuntut apapun dari Puskesmas, karena mau bagaimana pun mereka telah membantu membersihkan jasad keponakan saya. Hanya yang saya kecewa, soal layanan 112 yang sulit diakses. Saya harap dapat segera diperbaiki, agar kejadian ini cukup saya yang merasakan," harap Supriyadi.

Sudah Memaafkan

Sopiah, nenek almarhum Husein mengaku, sudah menerima langsung maaf dari pemerintah Kota Tangerang.

"Pak wali kan sudah kemari, minta maaf langsung. Ya sudah, sudah kejadian, kami pasrah saja," ungkapnya.

Dia melihat adanya sikap tanggung jawab dari Pemkot Tangerang dengan mendatangi langsung rumah keluarga almarhum Husein dan berjanji untuk memperbaiki sistem atau SOP tersebut.

"Intinya kemarin itu minta maaf saja, ya sudah," ujar Sopiah.

Kini, Muhammad Husein sudah berada di peristirahatannya yang terakhir, di Tempat Pemakaman Umum Cikokol Tangerang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya