Kanalisasi Kendaraan di Puncak Bogor Diuji Coba 27 Oktober 2019

Rekayasa lalu lintas ini merupakan solusi alternatif jangka pendek untuk mengurai kemacetan di jalur Puncak.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 04 Okt 2019, 06:45 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2019, 06:45 WIB
Jalur Puncak Bogor
Lalu lintas jalur Puncak Bogor. (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bogor - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan, sistem kanalisasi di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat akan diuji coba mulai 27 Oktober 2019.

"Dalam uji coba pertama akan kita terapkan dari Simpang Gadog hingga Simpang Taman Safari Indonesia (TSI) sejauh 11 kilometer," kata Bambang di Kantor Bappedalitbang, Bogor, Jawa Barat, Kamis 3 Oktober 2019.

Menurut Bambang, uji coba kedua dilakukan pada 3 November 2019.

"Setelah itu akan dilakukan evaluasi. Nanti kita hitung waktu tempuh sebelum dan setelah diterapkan kanalisasi ini. Aksesibilitas masyarakat akan dievaluasi juga," terang dia.

Menurutnya, rekayasa lalu lintas ini merupakan solusi alternatif jangka pendek untuk mengurai kemacetan di jalur Puncak. Kanalisasi ini sebagai pengganti sistem buka tutup jalur (one way), yang sudah diterapkan sejak sekitar 30 tahun silam.

Rencananya, sistem kanalisasi sepanjang jalur Puncak meliputi dua lajur kendaraan bergerak naik, satu lajur kendaraan bergerak turun atau sebaliknya. Metode yang digunakan dengan memasang traffic cone maupun kerucut atau berrier berjajar, kemudian disambung tali tambang di tengah jalan.

Ia menyebut, untuk pemasangan traffic cone sepanjang 11 km dibutuhkan kurang lebih 1.000 buah kerucut. Setiap kerucut, lanjut Bambang, berjarak sekitar 25 meter mulai dari Gadog hingga Simpang Taman Safari Indonesia.

"Untuk pengadaan traffic cone butuh waktu karena cukup banyak dan panjang," kata dia.

Untuk menghindari adanya penyerobotan jalur oleh kendaraan roda dua maupun empat, BPTJ bekerja sama dengan Sat Lantas Polres Bogor menyiapkan petugas agar kerucut tetap berdiri membatasi sepanjang jalan tersebut.

"Terkait uji coba ini, nanti kita juga pasang baliho besar di Exit Tol Cibubur sebagai bentuk sosialisasi kepada pengendara," ujarnya.

"Agar sistem ini berjalan lancar dan sukses, membutuhkan dukungan dari banyak pihak, seperti masyarakat, pemda dan kepolisian," kata dia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Polisi Tak Sepakat

Jalur Puncak Macet
Kendaraan bermotor terjebak antrean menuju kawasan Puncak di Tanjakan Selarong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/6/2019). Memasuki lebaran hari kedua, beberapa titik di kawasan Puncak mengalami kemacetan akibat tingginya tingkat kunjungan wisatawan domestik. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Bogor, AKP Fadli M Amri tampaknya kurang sreg dengan sistem kanalisasi di jalur Puncak. Sebab, membutuhkan kerja ekstra dari armada Sat Lantas Polres Bogor.

Tak hanya itu, waktu tempuh yang dibutuhkan pengendara dari Simpang Gadog hingga ke Puncak Pas akan lebih lama dua kali lipat, dibanding saat penerapan one way.

"Kita harus lebih pagi. Karena pemasangan traffic cone dari sekitar pukul 03.00 WIB. Saat one way ke atas atau turun dari Gadog ke Puncak Pas itu butuh waktu 3 jam. Dengan kanalisasi 2-1 ini bisa 6 jam karena jalur hanya dua ke atas atau sebaliknya," terang Fadli.

Kendati begitu, kepolisian tetap mendukung rekayasa lalu lintas ini asalkan penerapan kanalisasi di jalur Puncak bukan dijadikan pilihan utama.

"Kalau membaik oke. Tapi kalau tidak, harus cari solusi lain. Perlu sosialisasi secara masif dan evaluasi," terang Fadli.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya