NasDem: Bangun Indonesia Lebih Maju Harus Ada Oposisi

Nasdem berharap, jangan sampai semua atau mayoritas partai politik di Indonesia bergabung dalam koalisi Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Okt 2019, 08:09 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2019, 08:09 WIB
Rakernas Partai Nasdem
Ketum Partai Nasdem, Surya Paloh memberi pidato saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Partai Nasdem di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (15/11). Acara ini juga sekaligus sebagai peringatan HUT ke-6 Partai Nasdem. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago menginginkan keberadaan partai oposisi yang kuat dalam rangka menjalankan mekanisme kontrol (check and balances) terhadap jalannya Pemerintahan.

Karena itu dia menilai, jangan sampai semua atau mayoritas partai politik di Indonesia bergabung dalam koalisi Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

"Bagi NasDem, untuk bisa membangun Indonesia ke depan menjadi lebih maju, harus ada 'check and balances' dan kontrol yang dijalankan partai oposisi," kata Politikus Nasdem Irma usai diskusi bertajuk "Peta Politik Usai 'Pesta' di Parlemen" di Jakarta, Sabtu 12 Oktober 2019.

Dia menilai pemerintahan yang kuat, bijak dan bermanfaat untuk rakyat adalah pemerintahan yang tidak zalim sehingga agar tidak zalim maka pemerintah perlu didampingi oposisi.

Dia menjelaskan, kalau semua parpol berada dalam satu kubu koalisi pemerintah, lalu siapa yang akan menjalankan "check and balances" sehingga dikhawatirkan menjadi parlemen jalanan.

"Pemerintah tidak boleh absolut karena akan menjadi otoriter, itu yang kami khawatirkan. Kami berkomitmen mendukung Jokowi dalam lima tahun ke depan karena ada lima program komprehensif itu harus jalan," ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Dia menjelaskan maksud parlemen jalanan adalah kalau seluruh parpol masuk dalam pemerintahan, maka siapa yang akan menjalankan mekanisme "check and balance".

Menurut dia kalau parpol tidak ada yang menjalankan mekanisme itu maka akan dilakukan rakyat seperti yang dilakukan mahasiswa beberapa waktu lalu sehingga nanti mahasiswa dan masyarakat menjadi oposisi bagi pemerintah.

"Karena itu Nasdem selalu berpikir bahwa ada 'check and balance' yang dilakukan partai oposisi," katanya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Akan Temui Prabowo

Tawa dan Hormat Prabowo Saat Hadiri Kongres PDIP
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberi hormat saat menghadiri Kongres V PDIP di Bali, Kamis (8/8/2019). Kedatangan Prabowo cukup bikin heboh peserta Kongres PDIP. (Liputan6.com/JohanTallo)

Irma Suryani juga mengatakan Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh akan bertemu Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam waktu dekat.

Menurut dia, pertemuan keduanya dalam rangka silaturahmi dua tokoh politik nasional.

"Surya Paloh dan Prabowo pasti bertemu namun kapan waktunya, kami belum tahu," kata Irma.

Dia mengatakan para tokoh politik harus melakukan silaturahmi karena dinamika politik saat ini harus ada kebersamaan.

Menurut dia, tokoh politik nasional harus ada kebersamaan dan koordinasi antara satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan Indonesia lebih baik.

"Partai Gerindra dan Partai NasDem memiliki niat baik sehingga tidak masalah untuk melakukan pertemuan tersebut," ujarnya.

Irma memastikan pertemuan kedua tokoh itu akan membahas bagaimana membangun Indonesia ke depan agar terjadi sinergi di antara pimpinan partai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya