Profil KH Masykur, Pemimpin Barisan Sabilillah yang Dianugerahkan Pahlawan Nasional

Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh dimana salah satunya KH Masykur.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Nov 2019, 19:45 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2019, 19:45 WIB
Presiden memberikan gelar pahlawan nasional pada enam tokoh, Jumat (8/11/2019).
Presiden memberikan gelar pahlawan nasional pada enam tokoh, Jumat (8/11/2019). (foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh. Salah satunya adalah KH Masykur.

KH Masykur lahir di Malang, Jawa Timur, 30 Desember 1904. Dirinya pernah menjabat sebagai Menteri Agama Indonesia pada tahun 1947-1949 dan tahun 1953-1955. 

Dia juga pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI tahun 1956-1971 dan anggota Dewan Pertimbangan Agung pada tahun 1968.

Keterlibatannya dalam perjuangan kemerdekaan menonjol di zaman pendudukan Jepang, sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Masykur juga tercatat selaku pendiri Pembela Tanah Air (Peta) yang kemudian menjadi unsur laskar rakyat dan TNI di seluruh Jawa. Ketika pertempuran 10 November 1945, namanya muncul sebagai pemimpin Barisan Sabilillah.

Berikut ini profil KH Masykur yang diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi: 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pendidikan

Selama 4 tahun, KH Masykur menempuh pendidikan di Pesantren Siwalan Panci, Jawa Timur. Selanjutnya dia pernah menimba ilmu di Pesantren Tebuireng selama kurang lebih 2 tahun.

Di Jawa Barat, pria kelahiran Malang ini pernah pula menempuh pendidikan di Pesantren Ngamplang, Garut selama 2 tahun.

Kemudian di Pesantren Kiai Cholil, Bangkalan, Madura selama 1 tahun dan pernah pula menempuh pendidikan di Madrasah Mamba'ul Ulum, Jamsaren, Solo selama 7 tahun. 

Karier

Bicara karier politik, sejumlah jabatan strategis di NU pernah dijabat KH Masykur. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Cabang NU, Malang pada 1926-1930. 

Kemudian pada tahun 1930 hingga 1945, KH Masykur menjadi anggota PB NU. Lima tahun kemudian dia dipercaya untuk menduduki posisi Ketua Umum PB NU pada periode 1950-1956. 

Selanjutnya, pada tahun 1963-1972, KH Masykur didapuk menjadi Rois Awal PB NU. Rois Tsani PB Syuariah NU juga pernah disandangnya pada tahun 1979-1984. 

KH Masykur pernah pula menjadi Kepala Kantor Urusan Agama Pusat, pada 1950-1953 dan anggota DPA pada tahun 1968. 

Dirinya aktif menjadi Ketua Yayasan Universitas Islam Malang (Unisma) dari tahun 1980 hingga akhir hidupnya. KH Masjkur wafat 19 Desember 1994 pada umur 89 tahun.

 

(Reynaldi Hasan)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya