Mengenal Granat Asap yang Meledak di Monas

Sebelumnya, ledakan di Monas terjadi pada pukul 07.05 WIB. Awalnya, sumber ledakan diduga berasal dari ponsel.

oleh Maria Flora diperbarui 04 Des 2019, 08:44 WIB
Diterbitkan 04 Des 2019, 08:44 WIB
Thumbnail Vertikal Ledakan
Thumbnail Vertikal Ledakan

Liputan6.com, Jakarta - Dua anggota TNI mengalami luka parah akibatledakan di Monas, Selasa pagi, 2 Desember kemarin. Ledakan yang bersumber dari granat asap mengenai tangan kiri Serma F, sedangkan Praka G mengalami luka di sekitar paha. Saat itu keduanya tengah berolahraga.

Karena menjadi saksi utama dalam ledakan di Monas, rencananya polisi akan melakukan pemeriksaan terhadap keduanya hari ini, Rabu (4/12/2019). 

"Sampai dengan saat ini korban masih dilakukan perawatan di RSPAD, tadi Pak Kapolda dan Pangdam sudah menjenguk yang bersangkutan. Tapi memang sementara masih dalam perawatan belum bisa diambil keterangannya," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa 3 Desember 2019.

Sebelumnya, ledakan di Monas terjadi pada pukul 07.05 WIB. Awalnya, sumber ledakan diduga berasal dari ponsel. Menurut petugas kebersihan yang tengah membersihkan taman, ledakan terdengar sangat keras.

Temuan sementara polisi, ledakan di Monas bersumber dari granat asap. Lantas darimana asal muasal granat yang meledak di sisi utara Monas tersebut? 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Asal Granat Asap

Olah TKP ledakan di Monas, Selasa (3/12/2019). (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)
Olah TKP ledakan di Monas, Selasa (3/12/2019). (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Kapolda Metro Jaya, Irjen Gatot Eddy Pramono menuturkan, pihaknya sedang mendalami dari mana penemuan granat asap tersebut.

"Ini diduga granat asap yang meledak. Mungkin anggota kita barang dari mana kita sedang dalami. Karena masih melakukan pengobatan dan anggota kita mengumpukan informasi-informasi. Barang dari mana, nanti kita sampaikan lebih lanjut," kata Gatot dalam jumpa pers, Selasa kemarin.

Guna pengusutan lebih lanjut, polisi juga menyita kamera pengawas yang berada di Kawasan Monas, Jakarta Pusat. Setidaknya ada 52 CCTV yang terpasang di Kawasan Monas. Kepolisian telah mengambil alat penyimpan rekaman CCTV (DVR) untuk menyelidiki ledakan di Monas.

"Kami belum tahu berapa DVR CCTV yang diperiksa. CCTV yang memantau ke arah TKP bisa dicek dipastikan ada," jelas Kasubag TU Unit Pengelola Kawasan Monas, Arista Nurbaya di lokasi. 

Dia menjelaskan, pihaknya hanya mengelola CCTV yang berada dalam Monas. Sedangkan yang di kawasan Monas dikelola Jakarta Smart City (JSC).

Granat Asap Bekerja

Olah TKP ledakan di Monas
Olah TKP ledakan di Monas. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Mengenai granat asap, Liputan6.com menghimpun keterangan yang pernah digunakan Kepala Penerangan Kodam XVII Cendrawasih Kolonel Aidi, Desember 2018, untuk menangkis hoaks yang disebar kelompok kriminal bersenjata yang menuduh militer menggunakan senjata berat kepada warga Papua.

Granat asap memiliki fungsi sebagai alat isyarat darurat ke udara, penanda zona sasaran atau pendaratan, atau penyembunyi pergerakan tentara.

Aidi mengatakan bahwa granat asap adalah jenis amunisi standar yang juga diproduksi oleh perusahaan alat utama sistem senjata dalam negeri.

Bentuk Granat Asap

Olah TKP Ledakan di Monas
Anggota Labfor Mabes Polri mengumpulkan barang bukti di TKP ledakan di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (3/12/2019). Dalam ledakan itu dua anggota TNI menjadi korban dan mengalami luka. (merdeka.com/Imam Buhori)

Bentuk dari granat asap berbahan selongsong alumunium dan tidak mengandung bahan peledak mematikan.

Terkait isi dari selongsong tersebut, berupa bahan kimia yang bereaksi saat pin atau penggalak dibuka. Reaksinya granat tersebut akan mengeluarkan asap.

Mengapa Bisa meledak?

Suasana Monas Pasca Ledakan
Suasana lokasi kejadian ledakan di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Selasa (3/12/2019). Ledakan tersebut diduga berasal dari granat asap dan mengakibatkan dua orang anggota TNI terluka, korban langsung dievakuasi ke RSPAD Gatot Subroto Jakarta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Salah seorang personel Gegana Brimob Polri yang meminta namanya disamarkan mengatakan, ledakan pada dasarnya terjadi di setiap granat. Hanya saja daya ledak dengan jenjang berbeda.

Untuk granat asap sendiri disebut tidak mematikan, kendati bila ditangani dengan cara yang salah maka sangat memungkinkan menimbulkan luka.

"Umpamanya seperti petasan, bila dilempar dan meledak mengenai orang kan tidak sampai luka yang bagaimana-bagaimana seperti itu. Tapi bila disulut tapi digenggam dengan tangan tak dilempar, tangan hancur juga kan?" kata salah salah satu anggota tim gegana Polri berpangkat Iptu yang enggan dikutip nama dan jabatannya saat berbincang dengan Liputan6.com di lokasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya