Ongkos Logistik Mahal, Jokowi Minta Dibuatkan Platform

Jokowi mengkritik biaya logistik Indonesia yang tertinggi dibandingkan dengan 5 negara ASEAN.

oleh Lizsa Egeham Diperbarui 18 Mar 2020, 13:44 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2020, 13:44 WIB
Jokowi Minta Kementerian Arahkan Program Dukung Penanganan Corona
Presiden Joko Widodo melakukan video teleconference dengan Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020). Presiden Jokowi menginstruksikan percepatan agenda kerja semua kementerian. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar dibangun sebuah platform yang dapat mengatasi masalah ekosistem logistik nasional. Menurut dia, hingga kini belum ada platform logistik dengan sistem terintegrasi dari hulu ke hilir.

Hal itu disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas mengenai penataan ekosistem logistik nasional. Rapat dilakukan melalui video conference, Rabu (18/3/2020).

"Ada platform logistik hulu sampai hilir. Betul-betul kita bangun dengan sistem terintegrasi, penerapan teknologi yang baik dan saya melihat karena ruang logistik tata ruang yang tidak disiapkan," kata Jokowi .

Dia mengatakan, logistic performance index Indonesia di tahun 2018 berada di peringkat 46. Peringkat itu masih di bawah Singapura, China, Thailand, Vietnam, Malaysia dan India.

Selain itu, Jokowi menyebut peringkat trading across borders Indonesia yang mempengaruhi Ease of Doing Bussines (EoDB) atau kemudahan berusaha, dalam dua tahun terakhir Indonesia masih stagnan di peringkat 116.

"Masalahnya di mana? Saya melihat masalahnya ada di ekosistem logistik nasional kita yang belum efisien. Dari sisi waktu maupun sisi biaya," ujar dia.

Jokowi lantas mengkritik biaya logistik Indonesia yang tertinggi dibandingkan dengan 5 negara ASEAN. Adapun biayanya yakni, 24 persen dari produk domestik bruto atau setara dengan Rp 3.560 triliun.

"Padahal biaya logistik, biaya transportasi merupakan komponen terbesar dan transportasi yang tidak reliable membuat biaya inventori semakin meningkat," jelasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kuatnya Ego Sektoral

Dia menilai hal itu terjadi lantaran persoalan birokrasi yang ruwet. Salah satunya yaitu, masih banyak duplikasi dan masih kuatnya ego sektoral kementerian atau lembaga yang berjalan sendiri-sendiri.

Kemudian, tata ruang logistik juga dinilai tak efisien. Misalnya, penempatan terminal pelabuhan depo container yang tidak tepat yang justru memperbesar inefesiensi dan pergerakan barang.

Sehingga, Jokowi mendorong agar ekosistem logistik nasional segera diperbaiki dengan membangun sebuah platform. Dengan begitu, maka biaya logistik juga akan menjadi transparan dan murah.

"Saya yakin dengan kerja yang fokus, dengan peta jalan roadmap program yang jelas dan terukur maka sistem logistik nasional negara kita menjadi lebih efisien," ucapnya.

"Biaya logistik yang terbuka transparan dan kompetitif, layanan logistik yang menjadi lebih murah dan lebih cepat. Saya kira target kita itu," sambung Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya