Puskesmas di Banggai Disebut Tolak APD, Ini Kronologinya

Saat dikonfirmasi, Veirmon membantah dirinya disebut menolak bantuan ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Apr 2020, 21:31 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2020, 17:30 WIB
Kepala Puskesmas Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Viermon Pakaya
Kepala Puskesmas Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Viermon Pakaya. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Puskesmas Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Viermon Pakaya menolak bantuan APD berupa baju hazmat, masker N-95, dan kacamata safety untuk tenaga medis dan kesehatan.

Sumbangan ini diberikan oleh Pemuda Peduli Tenaga Kesehatan di Kabupaten Banggai.

Atas penolakan itu, salah satu relawan, Fahmi Bukalang merasa kekecewaan atas sikap Viermon. Menurut Fahmi, sebagai pimpinan di Puskesmas tersebut, harusnya Viermon memikirkan keselamatan bawahannya saat bekerja. Kata Fahmi, siapapun yang ikhlas menyumbang bantuan seperti ini harusnya diterima dengan baik.

"Ini soal kemanusiaan, mereka tenaga medis dan kesehatan itu garda terdepan, mereka berhadapan langsung dengan pasien, sangat beresiko tertular, toh itu bantuan tidak akan merugikan jika diterima, justru malah akan sangat bermanfaat," ujarnya.

Dia berharap, sebagai seorang dokter dan pimpinan Puskesmas, seharusnya Viermon bersikap profesional dan tidak menghubung-hubungkan penyerahan ini dengan hal lain.

Dengan tidak diterimanya sumbangan tersebut, kata Fahmi justru menimbulkan tanda tanya di masyarakat atas sikap profesional sebagai seorang dokter dan pimpinan Puskesmas.

Tim relawan lain, Mahmud Matuliang mengatakan, seharusnya bantuan alat pelindung diri ini harusnya diterima dengan baik dan tidak menghubung-hubungkannya dengan politik. 

"Kita harus bersatu, bahu membahu mencegah penularan COVID-19 agar tidak ada kejadian positif corona di kabupaten Banggai, sehingga pandemi ini bisa segera berakhir," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Penjelasan Dokter Veirmon

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Veirmon membantah dirinya disebut menolak bantuan ini. Katanya, dia tak mau menerimanya karena belum ada koordinasi dengan Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Banggai. Koordinasi ini diperlukan agar barang yang diterima sesuai dengan standar kesehatan yang ada.

"Harus melalui Dinas Kesehatan. Harus sampaikan dulu, kalau dibilang oke, laksanakan, tinggal menunggu petunjuk. Karena kami satu komando dengan Dinas Kesehatan," katanya.

Selain itu, alat pelindung diri yang ada di Puskesmas ini dianggapnya dalam jumlah yang cukup. Sehingga, dia takut bantuan ini jadi mubazir karena jumlahnya berkelebihan. "Daripada orang lain tidak dapat, orang lain kekurangan. Jadi bukan ditolak, karena kita kelebihan, apa salahnya kalau dikasih ke tempat yang lain. Jadi bukan ditolak ya," kata dia.

Sebelumnya, RSUD Luwuk menerima bantuan alat pelindung diri dari relawan ini. Selain alat pelindung diri, relawan ini memberikan susu kaleng sebanyak 50 karton dan minuman vitamin C 100 botol kepada tenaga medis di RSUD tersebut.

Selain RSUD, relawan ini menyalurkan bantuan ke 29 Puskesmas yang ada di Kabupaten Banggai. Serta, alat kesehatan lain ke masyarakat di 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Banggai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya