Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali kehilangan salah satu musisi terbaiknya. Maestro musik campursari, Dionisius Prasetyo atau lebih dikenal dengan nama Didi Kempot, meninggal dunia, Selasa, 5 Mei 2020 di Solo, Jawa Tengah pada pukul 07.30 WIB. Ia meninggal diduga karena serangan jantung.
Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) turut berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas kepergian penyanyi legendaris ini.
"Inna lillahi Wa Inna ilaihi roji'un, selamat jalan untuk mas Didi, karya-karyamu membanggakan, kami keluarga besar Direktorat Jenderal Kebudayaan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya, karyamu akan selalu kami kenang," ungkap Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid melalui keterangan tertulisnya, Selasa malam (5/5/2020).
Advertisement
Hilmar mengungkap, Direktorat Jenderal Kebudayaan terakhir kali berhasil mengajak Didi Kempot untuk tampil saat acara Pekan Kebudayaan Nasional 2019, Oktober 2019 silam. Saat itu, kata Hilmar Didi Kempot berhasil menggoyang Panggung Siger pada hari ke empat Pekan Kebudayaan Nasional 2019. Lebih dari 40 ribuan Sobat Ambyar, penggemar Didi, memadati Parkir Selatan di sisi Istora Senayan. Di depan panggung itu, mereka memadati arena sambil asyik berjoget.
"Didi Kempot juga berencana tampil kembali pada Pekan Kebudayaan Nasional 2020 mendatang," ungkap Hilmar.
Di mata dia, Didi Kempot dikenal sebagai sosok seniman yang sangat peduli kepada lingkungan sekitarnya, terbukti sebelum meninggal dunia dirinya sempat menggelar konser amal di rumah dan berhasil mengumpulkan donasi sebanyak Rp 7,6 miliar yang seluruhnya diperuntukkan membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
Melihat hal ini, Hilmar Farid menilai Didi Kempot sebagai sosok seniman yang berbakat dan punya jiwa sosial tinggi. Hilmar juga mengatakan sikap Didi Kempot yang mengajak gotong royong dan kreativitasnya dalam bermusik merupakan hal baik bagi Indonesia.
"Inisiatif gotong royong kemanusiaan almarhum Didi Kempot sangat dihargai, dan sumbangan kreatif almarhum dalam dunia musik Indonesia sangat dihormati oleh semua kalangan," jelasnya.
Selain itu, menurut Hilmar Didi Kempot merupakan seorang musisi yang berhasil menaikkan nilai tradisi dan melestarikan budaya asli Indonesia dengan tetap menggunakan bahasa Jawa dan tradisi-tradisi Jawa. Tetapi karena musiknya yang memang menghibur seluruh kalangan maka dirinya tidak hanya disukai oleh kalangan Jawa saja.
"Lihat saja seluruh lagunya kebanyakan berbahasa Jawa, dan Mas Didi kerap tampil menggunakan busana Jawa, tetapi kendati demikian tidak menjadi Jawa sentris karena anak muda tidak hanya yang berasal dari Jawa saja yang mencintai musik dan karyanya," jelas Hilmar.
Pria kelahiran 31 Desember, 53 tahun silam ini, menurut Hilmar juga dikenal cukup aktif dalam menyemangati publik di masa pandemi virus Covid 19 ini. Selain melakukan konser amal, Didi Kempot juga mengajak masyarakat untuk tetap berada di rumah dan juga tidak melakukan perjalanan untuk mudik.
"Didi Kempot juga sempat mengampanyekan larangan mudik melalui lagu ciptaannya Ojo Mudik yang sempat dirilisnya beberapa hari lalu. Lagu tersebut merupakan karya serta pesannya kepada para penggemar yang merantau di tengah pandemi," tukasnya.
Lagu tersebut bahkan menggandeng sejumlah pejabat di Solo, seperti Walikota FX Hadi Rudyatmo, Komandan Kodim 0735/Surakarta Letkol (Inf) Wiyata Sempana Aji, dan Kapolresta Surakarta AKBP Andy Rifai.
"Jika anda mencintai Didi Kempot mari kita ikuti salah satu pesan terakhir almarhum tersebut untuk tidak mudik dulu agar dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Selamat jalan maestro," Hilmar menandaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Muhamadiyah Turut Berduka
Selain itu, PP Muhammadiyah juga turut menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Didi Kempot.
Didi diketahui meninggal pada pagi ini pukul 07.45 WIB di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Selasa (5/5/2020).
"Inna lillahi wa Inna lillahi raji'un. Indonesia kehilangan Didi Kempot, seniman besar yang rendah hati dan populer di semua kalangan usia dan golongan. Lagu-lagunya mengena, membangkitkan rasa dan semangat hidup yang penuh arti," tulis Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir melalui akun resmi Muhammadiyah di @muhammadiyah, Selasa (5/5/2020).
Menurut Nashir, Didi merupakan sosok seniman yang menjadi contoh bagi siapapun untuk menjadi apapun kita harus tetap membumi ke masyarakat.
"Serta mencintai budaya sendiri dengan memberi makna," ungkapnya.
Terakhir, Nashir berdoa agar sang Godfather of Broken Heart itu bisa diterima di sisi Allah Swt.
"Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah. Keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran," harap Nashir.
Â
Advertisement