Kemendikbud: Merdeka Belajar Terinspirasi Filosofi Ki Hadjar Dewantara

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah menggaungkan Slogan Merdeka Belajar.

oleh Yopi Makdori diperbarui 14 Jul 2020, 09:50 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2020, 09:50 WIB
Hari Pertama Tahun Ajaran Baru 2020 di Tengah Pandemi
Suasana saat para guru bergantian memberi sambutan saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Ajaran Baru 2020/2021 secara daring atau online di SDN Pekayon Jaya 6, Bekasi, Jawa Barat, Senin (13/7/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah menggaungkan slogan Merdeka Belajar. Slogan ini menjadi arah kebijakan kementerian era Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim.

Slogan ini ternyata terinspirasi dari filosofi Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara. 

Kepala Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemendikbud, Evy Mulyani menjelaskan, melalui Merdeka Belajar, Ki Hadjar Dewantara mengajarkan semangat dan cara mendidik anak Indonesia untuk menjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirnya, dan merdeka raga/tenaganya. 

“Filosofi inilah yang menjadi akar Merdeka Belajar yang dijalankan Kemendikbud saat ini,” kata Evy kepada wartawan di Jakarta, Senin (13/7/2020). 

Menurut dia, dalam menyelenggarakan pembangunan pendidikan nasional, pemerintah melalui Kemendikbud senantiasa mengedepankan prinsip gotong royong, mulai dari perumusan hingga pelaksanaan berbagai program dan kebijakan.

Peran serta berbagai pihak dalam gotong royong membangun pendidikan nasional merupakan keniscayaan dan faktor penting yang hendaknya semakin diperkuat. Oleh karena itu, Merdeka Belajar dibahas terlebih dulu dengan berbagai pihak dari berbagai latar belakang keilmuan mulai hukum, sosial, etika, dan aspek pendidikan lainnya, sebelum diterapkan. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Titah Jokowi

Semangat Merdeka Belajar juga telah sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk menciptakan ekosistem pendidikan nasional yang lebih sehat dengan menghadirkan iklim inovasi. 

Ekosistem seperti itu diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkarakter. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan Indonesia Maju yang menjadi visi Presiden. 

Secara khusus, kata Evy, Jokowi meminta Nadiem melakukan deregulasi dan debirokratisasi di lingkungan pendidikan. Reformasi pendidikan nasional tersebut memerlukan dukungan dari berbagai pihak. 

“Menurut presiden, tidak hanya dilakukan kementerian dan lembaga, reformasi pendidikan menjadi upaya bersama masyarakat, pemerintah daerah, serta kemitraan dengan swasta,” kata Evy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya