Pakar Kesehatan Sebut Tes Covid-19 Bio Saliva Cocok untuk Anak dan Bayi

Menurut Hermawan, Bio Saliva tak jauh berbeda dengan swab antigen. Pembedanya hanya pada pengambilan spesimen.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jul 2021, 11:18 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2021, 11:13 WIB
FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Pekerja memproduksi vaksin COVID-19 di perusahaan Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, 12 Agustus 2020. Pemerintah melalui Bio Farma berupaya untuk memenuhi kebutuhan domestik dengan mempersiapkan sebanyak 15 juta bulk vaksin COVID-19 untuk tahap pertama. (BAY ISMOYO/AFP)

Liputan6.com, Jakarta PT Biofarma berencana meluncurkan alat untuk mendeteksi Covid-19 bernama Bio Saliva. Ditargetkan, sebanyak 40.000 unit Bio Saliva yang akan diproduksi PT Biofarma per bulan untuk tahap awal.

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra mengatakan Bio Saliva sudah diteliti dan digunakan di Amerika Serikat. Bio Saliva memiliki sejumlah kelebihan daripada alat tes Covid-19 lain.

Pertama, sangat praktis karena menggunakan materi air liur. Kedua, bisa digunakan untuk anak dan bayi yang sensitif terhadap alat tes Covid-19 berbentuk stik.

"Nah saya pikir Bio Saliva ini bisa diperuntukkan kalangan yang sensitif seperti anak-anak dan bayi," katanya saat dihubungi merdeka.com, Kamis (8/7/2021).

Namun, harga tes Covid-19 menggunakan Bio Saliva lebih mahal jika dibandingkan dengan swab antigen. Meskipun, Bio Farma memastikan harga Bio Saliva lebih murah daripada real time polymerase chain reaction (RT-PCR).

"Kalau dari segi biaya tentu saja ini menjadi debat karena biaya yang mahal jadi dikhawatirkan tidak terjangkau," ujarnya.

Menurut Hermawan, Bio Saliva tak jauh berbeda dengan swab antigen. Pembedanya hanya pada pengambilan spesimen. Swab antigen dilakukan dengan mengambil sampel cairan pernapasan (lendir) dari hidung atau bagian tenggorokan. Sedangkan Bio Saliva mengambil sampel air luar dari hasil kumur-kumur.

"Jadi dengan cara kumur-kumur kemudian dites dengan alat tertentu dan pada akhirnya bisa dideteksi. Kalau kita ingat cara antigen juga sama sih, cuma cara pengambilannya saja yang berbeda," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Butuh Penelitian Lebih Lanjut

Bio Saliva, COVID-19, Metoda Kumur
Alat mengecek keberadaan virus Corona penyebab COVID-19 dengan metoda kumur (gargling), Bio Saliva.

Hermawan menyebut, penggunaan Bio Saliva di Indonesia tetap membutuhkan penelitian meskipun sudah pernah digunakan di Amerika Serikat.

Penelitian ini untuk memastikan seberapa efektivitas Bio Saliva mendeteksi Covid-19.

"Ini harus dipelajari klinikal efektivitasnya, kan dianggap lebih baik dari antigen. Jadi itu juga harus diteliti. Karena antigen sejauh ini menunjukkan efektivitas cukup baik, di atas 70 persen, 80 persen," pungkas dia.

 

Reporter: Titin Supriatin 

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya