Narapidana di Lapas Tangerang Alami Kecemasan Setelah Peristiwa Kebakaran

Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan, RSUD Kota Tangerang, dr Amir Ali mengatakan, napi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Tangerang Banten banyak yang mengalami kecemasan dan kesulitan tidur setelah peristiwa kebakaran di blok C.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 16 Sep 2021, 23:02 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2021, 23:02 WIB
Penampakan Lapas Kelas I Tangerang usai kebakaran, Rabu (8/9/2021). (dok Kemenkumham)
Penampakan Lapas Kelas I Tangerang usai kebakaran, Rabu (8/9/2021). (dok Kemenkumham)

Liputan6.com, Jakarta - Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan, RSUD Kota Tangerang, Amir Ali mengatakan, narapidana di Lapas Kelas I Tangerang Banten banyak yang mengalami kecemasan dan kesulitan tidur setelah peristiwa kebakaran di blok C.

“Maka, pada trauma healing (pemulihan trauma) ini belasan dokter psikiater dan psikolog diturunkan. Melakukan terapi kejiwaan dan terapi pengobatan. Sejauh ini belum ada yang naik pada tahap rujukan,” kata Amir di Tangerang, Kamis (16/9/2021).

Amir mengatakan, hingga saat ini baru 83 narapidana yang ditangani lantaran harus dilakukan orang per orang.  "Jika trauma healing seperti ini tidak dilakukan tidak menutup kemungkinan, para napi dapat mengalami kecemasan yang lebih dalam atau depresi yang mendalam," katanyan seperti dikutip dari Antara.

Setelah melakukan trauma healing, kata Amir terapi rutin akan dilakukan dokter Kemenkumham. “Kami Dinkes dan pihak RSUD bersiap untuk kesiapan obat-obatan dan menerima napi yang sekiranya membutuhkan penanganan rujukan yang lebih mendalam,” ujar Amir.

Sementara Kepala Bidang P2P, Dinkes Kota Tangerang dr Indri Bevy mengungkapkan program trauma healing digelar sejak Selasa (14/9/2021) hingga Jumat (17/9/2021) bersama RSUD Kota Tangerang dan Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI).

Trauma Healing saat ini difokuskan pada para napi, dan dilanjutkan ke petugas yang bertugas saat kejadian.

Ia menjelaskan, sejak hari kedua insiden kebakaran terjadi, tim Dinkes sudah melakukan pendekatan, penenangan dan pendalaman terkait sejauh apa gangguan psikis atau mental yang diderita korban selamat di Blok C. 

"Sebelum para napi bertemu dokter, Dinkes telah menyebar kuesioner dengan 29 poin pertanyaan. Dari hasil itu baru ditentukan mereka membutuhkan penanganan psikiater atau psikolog dengan berbagai status traumanya," kata dia.

Pengakuan Para Napi

Sementara itu napi berinisial P menuturkan setelah kejadian dirinya kini lebih susah tidur, dan cukup sering teringat-ingat sederet kejadian kebakaran pada malam itu.

“Butuh penanganan dokter seperti ini. Seperti tadi kan ditanya, apa yang dirasa, keluhannya apa, dan apa yang mengganggu. Jadi buat saya butuh, supaya saya bisa mengungkapkan perasaan saya, jadi lebih lega,” kata napi Blok C1.

Hal senada juga diungkapkan napi kasus narkoba berinisial H yang mengaku setelah kejadian cukup mengalami trauma. Terlebih, salah satu korban yang meninggal merupakan temannya juga, menghampiri dirinya di beberapa hari setelah kejadian.

“Mungkin karena saya kefikiran dan mengingat-ngingat dia, jadi saya merasa dia datang ke saya. Tapi kalau sekarang, yang saya rasa lebih ingin ke suasana yang ramai, tidak mau sepi. Jadi pelayanan kesehatan seperti ini saya butuhkan agar saya tahu kejiwaan saya,” kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya