Partai Kebangkitan Nusantara Bisa Jadi Tempat Anas Urbaningrum Kembali ke Politik

Adi Prayitno memandang keberadaan Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN bisa menjadi tempat Anas Urbaningrum untuk kembali ke dunia politik.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2021, 16:25 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2021, 14:30 WIB
Sidang PK Anas Urbaningrum Masuki Tahap Pembacaan Kesimpulan Pemohon
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum usai menjalani sidang lanjutan PK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (12/7). Anas mengajukan PK atas putusan kasus korupsi Pembangunan P3SON Hambalang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno memandang, keberadaan Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN bisa menjadi tempat Anas Urbaningrum untuk kembali ke dunia politik.

Diketahui, Anas Urbaningrum akan bebas di tahun 2022. Kini Ketua Umum PKN Adalah Gede Pasek Suardika yang merupakan loyalis dari Anas Urbaningrum.

"PKN ini bisa jadi soft landing bagi Anas Urbaningrum yang sebentar lagi bebas. Apalagi di PKN banyak loyalis Anas yang bisa membangun kembali soliditas mereka dengan menjadikan Anas sebagai magnet," kata Adi lewat pesan tertulis, Minggu (31/10).

Menurut dia, peluang Anas bergabung ke PKN sangat mungkin. Terlebih, jejaring Anas masih kuat dan tinggal melakukan konsolidasi.

"Sangat mungkin Anas balik ke politik lewat PKN. Anas bisa reborn karena dalam politik tak ada kematian abadi. Orang yang dinilai mati bisa hidup lagi," jelas Adi.

Intinya, tambah Adi, butuh kerja keras jika PKN ingin lolos ke Senayan di Pemilu 2024. Sebab, banyak juga loyalis Anas yang tersebar ke partai lain.

"Tujuan berpartai pastinya ingin berkuasa, menang pemilu dan pilkada. Itu tak bisa ditawar. Begitupun dengan partai PKN Gede pasek tujuan utama kekuasaan. Minimal lolos ke senayan," pungkas Adi.

 

Partai Kebangkitan Nusantara

Gede Pasek Suardika (GPS) menjadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) setelah keluar dari Partai Hanura. Salah satu inisiator PKN, Sri Mulyono, membenarkan informasi ini.

"Sebenarnya begitu mendengar seringnya ide dan gagasan politiknya dihambat sehingga tidak bisa maksimal, kami sudah meminta GPS untuk keluar saja dan merintis dari nol dan lebih sehat," kata Sri Mulyono dalam keterangan pers, Sabtu(30/10).

Sri Mulyono menjelaskan kegundahan Gede yang enggan meninggalkan Hanura sebab memiliki jalinan erat dengan banyak kader daerah. Walaupun begitu, Sri Mulyono pun merayu Gede, sebab pemikirannya yang mumpuni di bidang politik harus diberikan ruang berkreativitas.

Dengan pertimbangan kalkulasi waktu dan kesiapan untuk penataan partai, kata Sri Mulyono, GPS bersedia. "Begitu bersedia, GPS meminta ide gagasan politik kebangsaan yang diimpikan bisa dijadikan tulang punggung perjuangan, maka lahirlah Partai Kebangkitan Nusantara," bebernya.

Dengan gerak cepat, para aktivis dan mantan anggota DPR berkumpul menyiapkan prosesnya. Kini, partai yang dibangun dengan mengusung gotong-royong dan berdikari itu langsung menyelesaikan struktur pusat dan mulai menyiapkan embrio di daerah. Bahkan sekretariat partai juga memilih home base di kawasan Menteng Jakarta.

"Saya yang gembira bisa bersama GPS bangun partai. Banyak teman eks Demokrat, Hanura serta para aktivis PPI dan alumni Cipayung plus yang sudah tahu kapasitasnya langsung meminta bergabung. Apalagi integritas politiknya tidak bisa diragukan lagi," kata mantan anggota DPR RI, Mirwan Amir.

Mirwan yang akrab dipanggil Ucok ini juga mengatakan konsep dan gagasan politik kebangsaan GPS sangat pas dengan kebutuhan bangsa ini. "Internalisasi dan penguatan Wawasan Nusantara menjadi bagian penting dari perjuangan politik PKN. Dia kuat banget konsep dan visi kebangsaan. Bahkan program perjuangan partai pun sudah diselesaikan GPS,. Gercep (gerak cepat) banget," kata Mirwan Amir yang didapuk sebagai Bendahara Umum PKN.

Mirwan menjelaskan, susunan kepengurusan di 34 provinsi sudah selesai pada Desember ini. Selanjutnya, mereka akan membentuk pengurus di tingkat kabupaten kota.

"Kami senang semangat gotong-royong dan berdikari sebagai landasan perjuangan PKN dengan cepat tumbuh pesat dan dipahami," pungkasnya.

 

Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya