Tinggalkan Hanura, Gede Pasek Suardika Jadi Ketum Partai Kebangkitan Nusantara

Inisiator Partai Kebangkitan Nusantara menjelaskan, Gede Pasek Surdika sempat enggan meninggalkan Hanura sebab memiiki jalinan erat dengan banyak kader daerah.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2021, 14:57 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2021, 14:56 WIB
I Gede Pasek
I Gede Pasek Suadika

Liputan6.com, Jakarta - Gede Pasek Suardika (GPS) menjadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) setelah meninggalkan Partai Hanura. Hal tersebut disampaikan salah satu inisiator PKN Sri Mulyono.

"Sebenarnya begitu mendengar seringnya ide dan gagasan politiknya dihambat sehingga tidak bisa maksimal, kami sudah meminta GPS untuk keluar saja dan merintis dari nol dan lebih sehat," kata Sri Mulyono dalam keterangan pers, Sabtu (30/10/2021). 

Sri Mulyono menjelaskan, Gede Pasek sempat enggan meninggalkan Hanura sebab memiiki jalinan erat dengan banyak kader daerah. Namun demikian, dia tetap meminta Gede Pasek bergabung karena pemikirannya yang mumpuni di bidang politik tidak diberikan ruang berkreativitas. Akhirnya dengan pertimbangan kalkulasi waktu dan kesiapan untuk penataan partai, Gede Pasek pun bersedia.

"Begitu bersedia, GPS meminta ide gagasan politik kebangsaan yang diimpikan bisa dijadikan tulang punggung perjuangan, maka lahirlah Partai Kebangkitan Nusantara," beber dia.

Dengan gerak cepat, para aktivis dan mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat berkumpul menyiapkan prosesnya. Kini, partai yang dibangun dengan mengusung gotong royong dan berdikari itu langsung menyelesaikan struktur pusat dan mulai menyiapkan embrio di daerah. Sekretariat partai berada di kawasan Menteng, Jakarta.

Sementara itu, mantan anggota DPR Mirwan Amir yang menjadi Bendahara PKN mengatakan, banyak mantan kader Demokrat, Hanura serta para aktivis PPI dan alumni Cipayung yang bergabung. 

Mirwan Amir pun mengatakan, konsep dan gagasan politik kebangsaan Gede Pasek sangat pas dengan kebutuhan bangsa ini.

"Internalisasi dan penguatan wawasan nusantara menjadi bagian penting dari perjuangan politik PKN. Dia kuat banget konsep dan visi kebangsaan. Bahkan program perjuangan partai pun sudah diselesaikan GPS. Gercep (gerak cepat) banget," kata Mirwan.

Mirwan menjelaskan, pada Desember ini sudah selesai pembentukan di 34 provinsi dan lanjut pembentukan Pimcab Pimcab di tingkat kabupaten kota.

"Kami senang semangat gotong royong dan berdikari sebagai landasan perjuangan PKN dengan cepat tumbuh pesat dan dipahami," pungkas dia.

Gede Pasek Suardika Tinggalkan Hanura

Wakil Ketua DPP Partai Hanura I Gede Pasek Suardika
Wakil Ketua DPP Partai Hanura I Gede Pasek Suardika (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Gede Pasek Suardika mundur sebagai Sekretaris Jenderal Partai Hanura. Surat pengunduran diri Gede Pasek sebagai sekjen sudah disampaikan kepada Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang.

"Saya ingin menyampaikan pengunduran diri secara terbuka sebagai Sekretaris Jenderal DPP Partai HANURA dan surat resmi permohonan pengunduran diri sudah saya sampaikan kepada Ketua Umum. Surat resmi ini merupakan kelanjutan penyampaian secara lisan saya kepada Ketua Umum di waktu sebelumnya," ujar Gede Pasek dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (29/10/2021).

Surat pengunduran diri itu disampaikan secara resmi oleh Gede Pasek pada Kamis 28 Oktober 2021. Dia tidak menjelaskan alasan pengunduran dirinya sebagai Sekjen Hanura dalam keterangannya tersebut.

"Pengunduran diri semoga perpisahan secara organisasi bukan berarti memisahkan silaturahmi dalam kemanusiaan. Saya berdoa semoga Partai HANURA semakin berkembang dan maju ditangani oleh kader-kader lain yang saya lihat sangat banyak berpotensi dan berkualitas," ujar Gede Pasek.

Gede Pasek mengatakan, keputusan itu diambilnya usai mempertimbangkan baik dan buruknya. Terlebih dia tahu, dalam politik, keputusan mengambil pilihan bagaikan buah simalakama.

"Dalam politik, memang mengambil pilihan menjadi salah satu bagian yang seringkali bagaikan buah simalakama, namun harus tetap dilakukan. Terlebih dinamika dinamika politik senantiasa berjalan dinamis. Sebab berpolitik adalah bagaimana menjalankan ide dan gagasan politik secara maksimal. Sehingga jika itu tidak bisa berjalan, maka perlu ladang pengabdian baru dilakukan, dan di sisi lain, perlu diberikan kesempatan yang lain untuk mengisi jabatan yang ditinggalkan," ujar dia.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya