Komisi IX DPR Minta Pemerintah Perketat Perbatasan Demi Cegah Gelombang Ketiga Covid-19

Abidin menilai program vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun juga menjadi solusi guna menghindari kelompok rentan dari paparan Covid-19

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2021, 12:43 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2021, 12:09 WIB
FOTO: Angka Kesembuhan Pasien COVID-19 di Jakarta Meningkat
Pengendara melintas dekat mural imbauan untuk mematuhi protokol kesehatan di Jakarta, Selasa (20/7/2021). Kementerian Kesehatan mencatat pasien COVID-19 di Jakarta yang sembuh pada 19 Juli 2021 sebanyak 12.674 atau meningkat dibandingkan 18 Juli 2021 sebanyak 11.857 orang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi IX DPR RI Abidin Fikri menilai masyarakat kini semakin sadar mengenai pentingnya vaksinasi untuk menekan penyebaran Covid-19. Karena itu, dia yakin target 60% vaksinasi dosis pertama semua provinsi pada bulan ini bisa tercapai.

"Kalau dilihat dari kerja pemerintah dan seluruh komponen bangsa saya kira sangat optimis ya, karena sekarang sudah semakin meningkat kesadaran masyarakat bahwa vaksinasi itu adalah prasyarat kita keluar dari krisis pandemi ini, sebagai memenuhi kekebalan komunal dari masyarakat kita," katanya dihubungi wartawan, Rabu (10/11/2021). 

Namun, kata dia, masyarakat yang sudah disuntik vaksin Covid-19 harus tetap waspada dan selalu menaati protokol kesehatan. Karena, kata dia, virus Covid-19 terus bermutasi. 

Apalagi, kata dia, gelombang ketiga Covid-19 sudah terjadi di beberapa negara lain seperti Singapura dan Malaysia. Dia berharap, pintu masuk Indonesia diperketat terutama bagi negara-negara yang masih mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Menurut dia, karantina merupakan salah satu upaya untuk menghindari penyebaran Covid-19 termasuk mutasinya. Dia pun menilai target yang diminta Presiden Jokowi itu perlu diapresiasi.

Dia pun menilai program vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun juga menjadi solusi guna menghindari kelompok rentan dari paparan Covid-19. "Ini optimisme lagi karena anak-anak kan juga rentan juga itu kan, saya kira jalan yang harus ditempuh oleh kita Indonesia," ungkapnya.

Dia menjelaskan vaksinasi merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan. Namun, dia kembali mengingatkan kewaspadaan dan menaati protokol kesehatan harus tetap dilakukan masyarakat yang sudah divaksin.

"Jadi bukan karena sudah divaksin lalu kita tidak melakukan protokol kesehatan, tidak mencuci tangan, tidak menjaga jarak, tidak memakai masker, tetap itu harus dilakukan," imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Butuh Kerja Sama Banyak Pihak

Vaksinasi Massal di Pelabuhan Sunda Kelapa Membeludak
Warga menjalani vaksinasi Covid-19 di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Kamis (10/6/2021). Program vaksinasi massal disambut antusias oleh warga hingga menyebabkan antrean membeludak. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Abidin mengakui bahwa Indonesia tidak bisa sendirian untuk bisa keluar dari pandemi global ini. Sebab, berkaitan juga dengan negara-negara lain.

"Tapi patut disyukuri Indonesia mampu mengatasi pandemi ini secara bertahap. Walaupun kita masih perlu juga meningkatkan kewaspadaan kita, seluruh komponen bangsa, pemerintah, masyarakat luas, untuk waspada," tuturnya.

Dia juga mengingatkan pandemi global ini belum sepenuhnya berhasil diatasi oleh semua negara.

Di sisi lain, dia menilai pemerintah perlu terus melakukan 3 T atau tracing, testing, dan treatment selain mengampanyekan protokol kesehatan.

Sebab, lanjut dia, mutasi virus Covid-19 itu bisa terjadi di dalam maupun luar negeri. Kemudian, dia meminta agar aturan untuk memperketat mobilitas masyarakat harus diperjelas karena menjelang liburan akhir tahun.

"Jangan sampai katakanlah membuat kebingungan masyarakat, ya kita harus tegas aja, karena dari beberapa kejadian yang lalu memang liburan itu salah satu bisa dijadikan pintu untuk kita lengah dan tidak waspada terhadap protokol kesehatan. Di situlah bisa terjadi penyebaran virus Covid-19," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya