Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa, mengunjungi Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU, Kiai Haji Miftachul Akhyar di Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (16/4/2022) malam.
Silaturahmi itu menurut Suharso sekaligus membahas keumatan bangsa. Dia juga membicarakan soal pemimpin masa depan dengan Kiai Miftachul Akhyar.
"Saya bersilaturahim ke beliau (Rais Aam PBNU) dan berbagi pandangan," kata Suharso di Kompleks Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Jalan Kedung Tarukan, Surabaya, Jawa Timur, seperti dilansir Antara.
Advertisement
Dalam kesempatan itu, pria yang juga menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas tersebut mengaku mendapat masukan dari Rais Aam PBNU terkait keislaman sekaligus berguru dan mengetahui pandangan untuk menegakkan syariat.
Suharso menepis anggapan bahwa kunjungannya merupakan agenda politik dari PPP. Menurut dia, NU merupakan ormas Islam terbesar yang aset bangsa sehingga mesti dijaga serta dihormati.
Suharso Manoarfa berpandangan, pihaknya enggan menjadikan NU sebagai alat politik. Sebab, NU adalah milik nasional dan aset bangsa yang berharga.
"Saya kira dengan apa yang telah dicanangkan harus dihormati. Bagaimana kita sesama umat yang sama-sama punya basis pemilih umat itu tidak berhadap-hadapan. Tapi justru saling memperkaya,” katanya.
Merawat Umat Islam
Sementara itu, Rais Aam PBNU Kiai Haji Miftachul Akhyar menegaskan bahwa PPP memiliki tugas untuk merawat umat Islam, salah satunya di NU.
"Kan kita punya umat yang besar ini juga kewajiban PPP untuk merawat umat itu. Kalau merawat dengan baik maka otomatis baik,” tuturnya.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut juga mengaku bersama Suharso Manoarfa yang datang beserta beberapa pengurus pusat berbicara soal kepemimpinan, keumatan bangsa ini.
"Di mana kita bisa menaikkan kualitas. Tidak ada bicara politik, hanya bicara pemimpin, umat, bagaimana umat makin cerdas," ucap Kiai Miftah.
Sumber: Antara
Advertisement