Gunung Merapi Sempat Luncurkan Awan Panas Guguran Tiga Kali pada 26 Mei 2022

Jarak luncur awan panas maksimum sejauh 2 kilometer ke arah barat daya. Luncuran awan panas guguran pertama terjadi pada pukul 11.26 WIB ke arah barat daya sejauh 1,8 km.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mei 2022, 07:25 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2022, 07:25 WIB
Gunung Merapi
Gunung Merapi, Senin malam (7/3/2022), meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter (2 km) ke arah barat daya. (Liputan6.com/ BPPTKG)

Liputan6.com, Jakarta - Luncuran awan panas guguran sebanyak tiga kali keluar dari Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Kamis (26/5/2022).

Jarak luncur awan panas maksimum sejauh 2 kilometer ke arah barat daya. Luncuran awan panas guguran Gunung Merapi pertama terjadi pada pukul 11.26 WIB ke arah barat daya sejauh 1,8 km.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menerangkan, luncuran awan panas guguran Merapi itu Tercatat di seismogram dengan amplitudo 30 mm dan durasi 146 detik.

Seperti dilansir Antara, awan panas guguran kedua terpantau meluncur sejauh 2 km pada pukul 16.43 WIB ke arah barat daya, amplitudo maksimum 50 mm, serta durasi 189 detik.

Kemudian, awan panas guguran kembali terpantau keluar dari Gunung Merapi pada pukul 17.27 WIB ke arah barat daya sejauh 1.600 meter dengan amplitudo maksimum 21 mm, serta durasi 146 detik.

Sementara itu, pada periode pengamatan pukul 12.00 sampai 18.00 WIB, BPPTKG juga mencatat dua kali gempa awan panas guguran di Gunung Merapi dengan amplitudo 21-50 mm selama 146.4-189,1 detik, 17 gempa guguran dengan amplitudo 3-21 mm selama 18,1-223,1 detik.

Berikutnya, lima gempa fase banyak dengan amplitudo 3-18 mm, selama 5,8-9,6 detik, dan satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 35 mm selama 11,6 detik. Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

 

 

Dampak Lawan dan Awan Panas Guguran

Memantau aktivitas Merapi
Petugas dari komunitas Siaga Merapi memantau aktivitas gunung merapi dari Lapangan Stiper, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Kamis (19/11/2020). Status Gunung Merapi sudah dinaikkan pada 5 November 2020 lalu dari waspada level II menjadi siaga level III. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh kilometer).

Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga kilometer) dan Sungai Gendol (sejauh lima kilometer).

Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif maka lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung, demikian Hanik Humaida.

Sumber: Antara

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya