Komnas Perempuan Soroti Dugaan Pelecehan Istri Kadiv Propam

Brigadir Yoshua diduga melakukan pelecehan seksual yang dialami oleh istri Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, hal ini pun mendapat sorotan dari Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 13 Jul 2022, 21:33 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2022, 21:33 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual.
Ilustrasi pelecehan seksual.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Nasional atau Komnas Perempuan Andy Yentriyani menyoroti dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh istri Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo yang dilakukan oleh Brigadir Yoshua.

Adapun dugaan adanya pelecehan seksual ke istri Ferdy Sambo berakhir dengan tewasnya Brigadir Yoshua, setelah sebelumnya sempat mengalami baku tembak dengan Bharada E, pada Jumat 8 Juli 2022 sekira pukul 17.00 WIB di Kompleks Polri RT 5/RW 1, Duren Tiga Jakarta Selatan sekira pukul 17.00 WIB. 

"Jadi hari ini kami diundang untuk mendengarkan lebih lanjut bagaimana sebetulnya posisi, khususnya yang laporan dari Ibu P, yang menjadi korban kekerasan seksual di dalam kasus (baku tembak) itu," ujar Andy saat menyambangi Subdit Renakta Polda Metro Jaya, Rabu (13/7/2022).

Andy belum bicara secara gamblang terkait dugaan pelecehaan tersebut. Menurut dia, pihak kepolisian sampai saat ini masih terus bekerja guna membongkar misteri kasus tersebut.

"Saya pikir itu masih dalam penyelidikan ya," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Andy justru mengingatkan kepada awak media memperhatikan hak-hak korban. Andy berharap awak media tetap mempedomani kode etik jurnalistik.

"Kita tidak membuka identitas korban mari kita patuhi kode etik jurnalistik dengan merahasiakan nama dan lain-lain," ujar dia.

 

Minta Masyarakat Percaya Kasus Baku Tembak Bisa Diselesaikan Polri

Andy mengatakan, kesaksian korban tidak sepatutnya diperdebatkan di media massa. Andy meminta semua pihak menyerahkan sepenuhnya kepada penyidik polisi untuk mengusut kasus ini.

Menurut dia, ada dua peristiwa tersebut yang berbeda, yakni kekerasan seksual dan penembakan.

"Mari dipisahkan sehingga pada saat yang bersamaan hiruk pikuk penembakannya tidak membuat korban menjadi lebih trauma. Itu pesan saya," ujar dia.

Andy juga menyinggung isi Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual, yang mengharuskan berbagai pihak membantu dan memberikan perlindungan terhadap korban untuk kepentingan bersama.

"Kita bisa membayangkan bagaimana proses pemberitaan yang bisa jadi membuat trauma baru bagi korban karena itu dalam proses teman-teman pemberitaan saya sungguh berharap isu perlindungan korban menjadi perhatian juga," tandas dia.

Misteri Luka Sayatan dan Jari Putus Brigadir Yoshua

Peristiwa adu tembak antara Brigadir Yoshua dengan Bharada E, anak buah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang terjadi di sebuah rumah kawasan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, semakin menjadi perhatian publik. Pertanyaan demi pertanyaan atas hal yang terasa janggal dalam perkara tersebut membuat informasi semakin liar.

Berawal dari terungkapnya peristiwa tersebut ke permukaan pada Senin, 11 Juli 2022. Pihak keluarga memilih menceritakan tentang Brigadir J atau Yoshua ke awak media saat masa berkabung di rumah duka daerah Jambi.

Pihak keluarga pun angkat bicara atas kematian Brigadir J atau Yoshua dalam peristiwa adu tembak dengan Bharada E di rumah pejabat Polri kawasan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan. Rohani Simanjuntak menyampaikan bahwa Brigadir Yoshua memang dibawahi langsung oleh Irjen Ferdy Sambo.

"Di tempat majikannya itu Irjen Ferdy Sambo itu ada adu tembak," tutur Rohani dalam rekaman video yang dikutip, Selasa 12 Juli 2022.

Menurut Rohani, pihak Mabes Polri memang menyampaikan bahwa peristiwa itu terjadi pada Jumat, 8 Juli 2022 bahwa ada peristiwa baku tembak yang menyebabkan tewasnya Brigadir J atau Yoshua. Namun terkait penyebab dari adu tembak itu sendiri tidak dibeberkan.

"Kalau sama kami belum ada (motifnya). Kalau dikabari sama kami itu adanya tembak-menembak. Hanya belum dikasih tahu (motif)," jelas dia.

Rohani mengaku janggal dengan adanya luka sayatan di tubuh almarhum Brigadir Yoshua. Sebab, dari kepolisian menyatakan hanya ada aksi saling tembak dalam peristiwa tersebut. 

"Kami menerimanya sudah di dalam peti. Kami jemput dari kargo bandara. Sudah sampai rumah duka kami buka semua bajunya. Ternyata ada tembakan di sebelah kanan dua, di leher satu, di tangan satu, di bagian ini sama kaki ada luka benda tajam. Trus di mata sebelah kanan, di hidung dijahit, trus di bibir, sudah itu tangan jarinya dua mungkin patah kali ya. Ada luka juga di tangan kiri, di kaki juga ada luka benda tajam," ujar Rohani.

Selain itu, kejanggalan yang disoroti adalah adanya luka lebam atau memar di jasad Brigadir Yoshua. Awalnya pada Minggu 10 Juli 2022, keluarga melihat adanya darah segar yang merembes melalui jari kelingking jasad Brigadir J atau Yoshua, sehingga berinisiatif untuk membuka pakaian jenazah tersebut.

"Cuma celananya nggak kami buka sih. Yang kami buka bajunya, kaos kakinya, tenyata di sana ada luka-luka sama biru memar di bagian perutnya. Terus di matanya ini ada kayak luka sayatan ini, trus di bibirnya juga, di hidungnya ada jahitan. Trus di dada sebelah kanan itu ada tembakan dua, di leher satu. Tapi yang lebih besar lubang tembakannya di dada sebelah kanan," jelas dia.

Menurut Rohani, luka tembakan juga terlihat di tangan sebelah kiri. Adapun jari kelingking dan jari manis tangan kiri Brigadir J atau Yoshua tampak patah.

"Terus luka di kaki sebelah kanan ada juga. Jadi kalau dugaan dari sana itu ada tembak-menembak. Kalau ada tembak menembak nggak mungkin sampai ada luka-luka memar, luka di kaki seperti benda tajam," terang Rohani. 

Infografis Kronologi Baku Tembak Anak Buah Irjen Ferdy Sambo Versi Polisi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kronologi Baku Tembak Anak Buah Irjen Ferdy Sambo Versi Polisi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya