Hari Santri, Menag: Doakan Bangsa dan Ulama, Jaga Martabat Kemanusiaan

Menag Yaqut menjelaskan, peringatan Hari Santri 2022 mengangkat tema 'Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan'.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 22 Okt 2022, 11:14 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2022, 11:14 WIB
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memimpin Upacara Peringatan Hari Santri di Jakarta, Sabtu (22/10/2022).
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memimpin Upacara Peringatan Hari Santri di Jakarta, Sabtu (22/10/2022). (Foto: Dokumentasi Kemenag)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengajak para santri untuk istiqamah pada jalan perjuangannya, membela agama dan bangsa, serta menjaga martabat kemanusiaan.

Dia mengingatkan para santri dan masyarakat Indonesia untuk terus mendoakan para pahlawan bangsa. Termasuk, kiai dan ulama yang telah sahid dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kemaslahatan Indonesia.

"Doakan bangsa dan ulama, jaga martabat kemanusiaan," kata Yaqut saat memimpin Upacara Peringatan Hari Santri di Jakarta, Sabtu (22/10/2022).

Upacara ini diikuti pejabat Eselon I dan II, serta para pejabat fungsional dan pegawai Kementerian Agama. Berbeda dari biasanya, Yaqut beserta seluruh peserta upacara mengenakan kain sarung dipadukan peci hitam. Upacara ini juga diikuti ribuan santri dan ASN Kementerian Agama dari berbagai daerah di Indonesia secara streaming.

"Melalui momen Upacara Peringatan Hari Santri Tahun 2022 ini, mari kita bersama-sama mendoakan para pahlawan terutama dari kalangan ulama, kiai, santri yang telah syahid di medan perang demi kemaslahatan bangsa dan agama. Semoga arwah para pahlawan bangsa ditempatkan yang terbaik di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Amin," jelas dia.

Yaqut menjelaskan, peringatan Hari Santri 2022 mengangkat tema ‘Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan’. Tema ini memberi pesan bahwa santri dalam kesejarahannya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia.

Dia menceritakan pada masa ketika Indonesia sudah memproklamirkan diri sebagai negara yang merdeka, santri juga tidak absen. Saat itu, KH Wahid Hasyim, ayah KH Abdurrahman Wahid, adalah salah satu santri yang terlibat secara aktif dalam pemerintahan di awal-awal kemerdekaan.

"Dialah, bersama santri-santri, dan tokoh-tokoh agama lainnya turut memperjuangkan kemaslahatan umat agama-agama di Indonesia," ucap Menag.

Santri Bisa Menjadi Apa Saja

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memimpin Upacara Peringatan Hari Santri di Jakarta, Sabtu (22/10/2022).
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memimpin Upacara Peringatan Hari Santri di Jakarta, Sabtu (22/10/2022). (Foto: Dokumentasi Kemenag)

Selain itu, Menag Yaqut menuturkan santri juga lebih semangat lagi memenuhi panggilan Ibu Pertiwi pascakemerdekaan Indonesia. Mereka tidak asyik dengan dirinya sendiri, tetapi terlibat secara aktif di dunia perpolitikan, pendidikan, sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan, selain juga agama.

"Catatan sejarah ini menunjukkan bahwa santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja. Sehingga mengasosiasikan santri hanya dengan bidang ilmu keagamaan saja tidaklah tepat," tutur dia.

"Santri sekarang telah merambah ke berbagai bidang profesi, memiliki keahlian bermacam-macam, bahkan mereka menjadi pemimpin negara," sambung Yaqut.

Kendati begitu, dia meminta santri tidak melupakan tugas utamanya, yaitu menjaga agama. Santri selalu mengedepankan nilai-nilai agama dalam setiap perilakunya. Bagi santri, agama adalah mata air yang selalu mengalirkan inspirasi-inspirasi untuk menjaga dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan.

"Menjaga martabat kemanusiaan atau hifdzunnafs adalah salah satu tujuan diturunkannya agama di muka bumi (maqashid al-syariah). Tidak ada satu pun agama yang menyuruh pemeluknya untuk melakukan tindakan yang merusak harkat dan martabat manusia. Sebagai insan yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama, santri selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," pungkasnya.

 

Hari Santri Milik Semua Komponen Bangsa

Santri peserta upacara dan Bupati Purbalingga bergembira dan berfoto bersama usai upacara Hari Santri Nasional atau HSN 2019 di Purbalingga. (Liputan6.com/Humas Protokol PBG/Muhamad Ridlo)
Santri peserta upacara dan Bupati Purbalingga bergembira dan berfoto bersama usai upacara Hari Santri Nasional atau HSN 2019 di Purbalingga. (Liputan6.com/Humas Protokol PBG/Muhamad Ridlo)

"Santri senantiasa berprinsip bahwa menjaga martabat kemanusiaan adalah esensi ajaran agama. Apalagi di tengah kehidupan Indonesia yang sangat majemuk. Bagi santri, menjaga martabat kemanusiaan juga berarti menjaga Indonesia," imbuh Yaqut.

Terakhir, dia menegaskan peringatan Hari Santri bukanlah milik santri semata. Hari santri adalah milik semua komponen bangsa yang mencintai tanah air, milik mereka yang memiliki keteguhan dalam menjunjung nilai-nilai kebangsaan.

"Karena itu, saya mengajak semua masyarakat Indonesia, apa pun latar belakangnya, untuk turut serta ikut merayakan Hari Santri. Merayakan dengan cara napak tilas perjuangan santri menjaga martabat kemanusiaan untuk Indonesia," tandas Yaqut.

Infografis Gagal Ginjal Akut Misterius Renggut Jiwa Anak Indonesia
Infografis Gagal Ginjal Akut Misterius Renggut Jiwa Anak Indonesia (Liputan6/com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya