Liputan6.com, Jakarta - Putri Candrawathi membacakan nota pembelaan dalam sidang pleidoi kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Penuh dengan isak tangis, istri Ferdy Sambo ini mengucapkan meminta maaf kepada orang tua Brigadir J, Presiden Jokowi, hingga keempat anaknya.
"Saya minta maaf dan harapan tulus saya kepada orang tua Brigadir Joshua, dan turut berduka dan berdoa agar seluruh keluaga dikuatkan dan diberkati," ucap Putri.
Advertisement
Putri juga meminta maaf kepada Richard Eliezer karena harus melalui semua ini, dan juga kepada Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf.
"Untuk dek Ricky Rizal dan om Kuat Ma'ruf, mohon maaf dan mendoakan agar Tuhan menguatkan keluarga dek Ricky dan om Kuat," ucapnya.
"Saya juga minta maaf kepada bapak Presiden Joko Widodo dan masyarakat terdampak atas proses hukum saya berlangsung," ujarnya saat sidang pleidoi.
"Terkhusus untuk anak-anakku sayang, mama minta maaf karena kalian harus melalui semua ini, cinta dan perhatian kalian adalah semangat hidup berharga bagi papa dan mama," terisak-isak.
"Kalian menjadi kekuatan kami untuk mencari dan memperjuangkan keadilan. Doakan papa dan mama bisa segera kembali ke rumah dan menjadi orang tua baik bagi kalian semua."
Lebih lanjut, istri Ferdy Sambo ini juga menyebutkan doa dan kasih sayang akan selalu menyertai keempat anak mereka. "Doa papa dan mama menyertai anak-anakku tersayang."
Putri juga berpesan kepada anak-anaknya agar tetap bersabat dan maaf bila ada yang mencela kalian semua.
"Kalian harap bersabar dan maafkan bila ada yang mencela kalian semua, ada tangan Tuhan yang selalu mengasihi kalian di setiap waktu."
Putri Candrawathi Cerita Soal Kado Pahit Pernikahan ke-22
Putri Candrawathi di sidang pleidoi kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J menceritakan kejadian pahit yang terjadi pada ulang tahun pernikahannya yang ke-22.
"Saya mengalami kekerasan seksual dan dianiaya orang yang kami percayakan yang kami anggap keluarga," ujar Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2023).
"Kejadian pahit malah terjadi saat ulang tahun pernikahan yang ke-22 tahun. Jutaan hinaan bahkan telah dihujamkan kepada saya."
Putri juga menceritakan bahwa ia merasa terintimidasi atas kasus tersebut di sidang pleidoi.
"Bahkan, dalam perjalanan setelah penahanan, banyak spanduk bertuliskan makian dan paksaan agar majelis hakim menjatuhkan hukuman yang menakutkan. Hukuman yang tidak sanggup saya bayangkan," kata Putri Candrawathi.
"Tidak pernah sekalipun terpikirkan kejadian ini terjadi, merenggut secara paksa kebahagiaan kami."
Advertisement
Ferdy Sambo Kukuh Istrinya Alami Kekerasan Seksual
"Tidak pernah sekalipun terpikirkan kejadian ini terjadi, merenggut secara paksa kebahagiaan kami."
"Seringkali saya merasa tidak sanggup melakukan ini lagi. Namun saya bersyukur, ingatan tentang pelukan, senyuman, bahkan air mata suami dan anak-anak, menolong saya ketika dunia tak lagi memberikan harapan akan keadilan."
Sementara itu, Ferdy Sambo kukuh pada keterangan bahwa sang istri, Putri Candrawathi, telah mengalami kekerasan seksual dari Nofriansyah Yosua Hutabarat. Hal itu kembali diungkapnya melalui nota pembelaan atau pleidoi yang dibacakan kemarin, Selasa, 24 Januari 2023 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Kejadian yang menimpa Putri Candrawathi itu pulalah yang menurut Sambo jadi awal mula perkara pembunuhan terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Insiden Pelecehan
Dalam nota pembelaan, Ferdy Sambo mengatakan, sang istri telah dinodai oleh Yosua pada 7 Juli 2022 di Magelang. Putri mengadukan hal tersebut pada Sambo, setibanya di Jakarta pada 8 Juli 2022.
Ferdy Sambo mengaku dunia serasa berhenti berputar mendengar penuturan Putri Candrawathi. Dia merasa harkat dan martabatnya sebagai laki-laki dihempas dan diinjak-injak.
"Tidak ada kata-kata yang dapat saya ungkapkan saat itu, dunia serasa berhenti berputar, darah saya mendidih, hati saya bergejolak, otak saya kusut membayangkan semua cerita itu," ucapnya.
"Membayangkan harkat dan martabat saya sebagai seorang laki-laki, seorang suami yang telah dihempaskan dan diinjak-injak," lanjut Ferdy Sambo.
Meski demikian, Putri Candrawathi meminta agar persoalan dengan Brigadir J itu diselesaikan dengan baik-baik. Dalam pleidoi Ferdy Sambo terungkap bahwa Putri telah menyampaikan langsung pada Yosua agar mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai Aide de Camp atau ajudan Ferdy Sambo.Â
Advertisement
Meminta Back-Up Ricky Rizal dan Richard Eliezer
Semula, Ferdy Sambo mengikuti permintaan sang istri untuk menyelesaikan masalah dengan Brigadir J secara baik-baik.
Usai berbicara dengan Putri, Ferdy Sambo meminta keterangan dari Ricky Rizal dan Richard Eliezer mengenai peristiwa yang menimpa istrinya. Ricky Rizal menyatakan tidak tahu.
Dalam kesempatan yang sama, Ferdy Sambo menanyakan kesediaan Ricky Rizal maupun Bharada E untuk mem-back-up-nya dan siap menembak jika Brigadir E melakukan perlawanan saat dikonfrontasi. Ricky Rizal menyatakan tidak siap mental. Sebaliknya, menurut keterangan Ferdy Sambo, Richard Eliezer bersedia memback-up.
Diakui Ferdy Sambo, tak ada rencana maupun niat untuk membunuh Yosua pada saat dirinya melakukan pembicaraan dengan Ricky Rizal maupun Richard Eliezer.
"Meskipun benar saya telah meminta back-up untuk mengantisipasi kemungkinan perlawanan dari Yosua, namun maksud yang saya sampaikan adalah semata-mata melakukan konfirmasi terhadap Yosua atas peristiwa yang telah dialami oleh istri saya, Putri Candrawathi," ujarnya.
(Ysl/Isk)