SMRC: Mayoritas Publik Indonesia Menerima Kedatangan Coldplay

Temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru yang bertajuk “Sikap Publik atas Rencana Konser Coldplay di Indonesia” menyebutkan mayoritas publik Indonesia menerima rencana kedatangan Coldplay.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 30 Mei 2023, 14:45 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2023, 14:45 WIB
Coldplay
Konser Coldplay bertajuk "Music of The Spheres" di Curitiba, Brasil. Menurut laporan Bloomberg, harga tiket konser Coldplay di tur kali ini jadi yang paling murah di dunia. (dok. Instagram @coldplay Fotografer: @annaleemedia/https://www.instagram.com/p/CqIa_CWIKAo/)

Liputan6.com, Jakarta - Temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru yang bertajuk “Sikap Publik atas Rencana Konser Coldplay di Indonesia” menyebutkan mayoritas publik Indonesia menerima rencana kedatangan Coldplay.

“Secara politik dan sosial, rencana kedatangan band asal Inggris tersebut di Indonesia diterima. Secara politik, mayoritas pendukung semua partai dan bakal calon presiden (bacapres) bersikap terbuka tarhadap kedatangan mereka. Secara sosial, hampir semua pemeluk agama dan berbagai kelompok sosial lain juga bersikap demikian,” kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam keterangannya, Selasa (30/5/2023).

Survei yang dilakukan melalui telepon pada 23-24 Mei 2023 itu menunjukkan sekitar 33 persen warga yang tahu bahwa Coldplay akan konser di Jakarta pada November 2023 nanti.

Dari yang tahu, 84 persen berpendapat bahwa band tersebut boleh datang untuk konser di Indonesia karena musiknya, bukan sikap mereka terhadap kelompok minoritas seksual LGBT. Yang menolak konser Coldplay karena band tersebut mendukung hak-hak LGBT hanya 9 persen, atau hanya sekitar 3 persen dari total populasi. Sementara yang tidak punya sikap 7 persen.

“Secara umum tidak ada penolakan yang signifikan terhadap konser band Coldplay. Yang menolak konser Coldplay karena band tersebut mendukung hak-hak LGBT jumlahnya sangat kecil,” jelas Deni.

Lebih jauh, survei ini juga menemukan bahwa secara politik (dukungan partai dan bacapres) dan sosial, kedatangan Coldplay diterima.

“Mayoritas pemilih partai politik di Indonesia dan pendukung tiga bacapres (Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto) menyatakan Coldplay boleh datang ke Indonesia karena musiknya, bukan sikap mereka tentang LGBT,” kata Deni.

Penerimaan Sosial

Harga tiket konser Coldplay dari para calo di marketplace
Harga tiket konser Coldplay dari para calo di marketplace. (Dok: Shopee)

Secara sosial, lanjut Deni, penerimaan pada kehadiran band dengan vokalis Chris Martin itu di Indonesia juga kuat di hampir semua pemeluk agama dan pelbagai kelompok sosial.

“Pandangan sekelompok elite yang menolak konser Coldplay karena band tersebut dinilai mendukung hak-hak LGBT tidak mencerminkan sikap publik,” kata Deni.

Lebih jauh Deni menyatakan bahwa berita di berbagai media menunjukkan antusiasme yang tinggi dari para penggemar Coldplay untuk bisa nonton konser band tersebut.

“Dari 41 persen yang tahu atau pernah dengar nama band ini, 51 persen di antaranya yang menyatakan suka. Hanya 39 persen yang tidak suka dan 10 persen tidak menjawab. Dari total populasi sekitar 200 juta orang warga dewasa secara nasional, maka diperkirakan ada sekitar 40 juta warga dewasa yang menyukai band ini,” kata dia.

Metode Survei

Ilustrasi Survei
Ilustrasi Survei (Freepik)

Adapun sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Dengan teknik RDD sampel sebanyak 915 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Margin of error survei diperkirakan ±3.3% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. Survei terakhir dilakukan pada 23-24 Mei 2023.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya