Kasus Polisi Tembak Mati Polisi di Rusun Polri Cikeas Dinilai Janggal, Akankah Terang Benderang?

Polisi menembak mati polisi terjadi di Rusun Polri Cikeas Gunung Putri Bogor, Minggu 23 Juli 2023 sekitar pukul 01.40 Wib. Akibat peristiwa ini, Bripda IDF tewas.

oleh Muhammad Ali diperbarui 28 Jul 2023, 06:13 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2023, 06:13 WIB
Keluarga mendiang Bripda Ignatius Dwi Frisco atau Bripda IDF.
Keluarga mendiang Bripda Ignatius Dwi Frisco atau Bripda IDF meminta, Polri mengungkap secara transparan kasus polisi tembak polisi di Rusun Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor (sumber: Facebook).

Liputan6.com, Jakarta - Polisi menembak mati polisi terjadi di Rusun Polri Cikeas Gunung Putri Bogor, Minggu 23 Juli 2023 sekitar pukul 01.40 Wib. Akibat peristiwa ini, Bripda IDF tewas.

Sementara itu, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri buka suara atas kasus tewasnya Bripda Ignatius Dwi Frisco (IDF) yang tertembak oleh rekannya Bripda IMS dan Bripka IG. Mereka adalah anggota Densus 88 yang saat kejadian berada di Rusun Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor.

"Mereka anggota Densus," kata Kepala Bagian (Kabag) Ops Densus 88 Antiteror Polri, Komisaris Besar Polisi, Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Kamis (27/7/2023).

Aswin menjelaskan penyebab kejadian tertembaknya Bripda IDF terjadi akibat kelalain dua rekannya. Ketika Bripda IMS hendak mengeluarkan senjata namun tiba-tiba meletus dan mengenai Bripda IDF.

"Yang terjadi adalah kelalaian anggota pada saat mengeluarkan senjata dari tas. Kemudian meletus dan mengenai rekan nya yg berada di depannya," tuturnya.

Atas kejadian itu, Aswin pun menyatakan tidak ada pertengkaran sebelum insiden. Hal itu guna meluruskan terkait isu beredar soal penyebab tertembaknya Bripda IDF karena dipicu pertengkaran.

"Tidak ada (pertengkaran) Permasalahannya sedang ditangani bersama oleh Densus dan Polres Bogor. Nanti penyidik Polres dan Densus akan mengupdate perkembangannya," sebutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kasus Polisi Tembak Polisi Dinilai Ada Kejanggalan

Keluarga mendiang Bripda Ignatius Dwi Frisco atau Bripda IDF meminta, Polri mengungkap secara transparan kasus polisi tembak polisi di Rusun Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor.

Ayah dari Bripda IDF, Y Pandi mengaku, sedih dan terpukul atas kepergian putranya. Terlebih, Bripda IDF diketahui merupakan korban dari insiden polisi tembak polisi yang terjadi pada Minggu 23 Juli 2023 lalu.  

"Pertama-tama kami sangat sedih dan terpukul atas kehilangan anak kami tercinta Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage. Kami sangat berduka karena kami sangat mencintai anak kami yang saat ini sudah tidak bersama kami lagi, Tuhan bersamamu ya nak," kata Y Pandi dikutip dari video yang diunggah akun Instagram @melawi.spezial, Kamis (27/7/2023).

Y Pandi mengaku, sudah mendapat informasi dari Mabes Polri terkait insiden polisi tembak polisi yang menewaskan Bripda IDF. Namun, Y Pandi merasa ada sejumlah kejanggalan atas peristiwa yang merenggut nyawa anaknya itu.

Ia pun meminta, Polri untuk transparan dan terbuka mengungkap kasus polisi tembak polisi di Rusun Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.

"Kami juga mendapatkan banyak informasi dari pihak Mabes Polri tentang tewasnya anak kami yang menurut kami sulit diterima secara akal sehat manusia. Bagaimana mungkin ada senjata api tiba-tiba meletus dan tepat sekali mengena bagian leher anak kami, kami tetap ingin agar ada keterbukaan, ada kejujuran dan sikap profesional dari pihak Mabes Polri," tutur Y Pandi.

Y Pandi pun meminta bantuan hukum kepada pengacara Hotam Paris Hutapea untuk mengawal dan mengungkap penyebab kematian anaknya Bripda IDF.

"Untuk itu kami juga minta bantuan Hukum dari Bapak Dr. Hotman Paris Hutapea, S.H., M.Hum, HOTMAN 911, LBH MANDAU BORNEO KEADILAN agar membantu kami mengungkapkan fakta hukum sebenarnya penyebab kematian anak kami Bripda Ignatius. Kami Mohon agar mau membantu kami mendapatkan Keadilan yang seadil-adilanya," tambah Y Pandi.


Hotman Paris Mengaku Siap Beri Bantuan Hukum

Pengacara Hotman Paris Hutapea mengaku siap membantu dan memberi bantuan hukum kepada keluarga mendiang Bripda Iganitus Frisco atau Bripda IDF terkait kasus polisi tembak polisi di Rusun Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor.

Hal ini disampaikan Hotman Paris Hutapea lewat akun Instagramnya, @hotmanparisofficial pada 26 Juli 2023 kemarin.  

Hotman mengaku telah mendengar informasi mengenai peristiwa polisi tembak polisi di Cikeas. Ia pun siap membantu keluarga korban Bripda IDF untuk mencari keadilan atas kasus tersebut.

"Oknum Polisi di tembak seniornya? Di kabupaten Melawi ! Apa benar dari Densus 88 jkt?? Viral berita ini di masyarakat adat dayak kalimantan barat! Tim Hotman 911 siap bantu kel korban mencari keadilan! TimHotman 911 ada daerah dayak!Tim hotman 911 daerah dayak sedang di rumah duka, tapi TKP di Cikeas Bogor," tulis Hotman Paris di akun Instagramnya, dikutip Kamis (27/7/2023).

Sedangkan Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan kejadian polisi tembak mati polisi itu kini tengah dilakukan penyelidikan. Polisi juga mengamankan dan menetapkan dua tersangka dalam kasus ini.

"Tersangka yaitu Sdr. Bripda IMS dan Sdr. Bripka IG telah diamankan untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan terkait peristiwa tersebut," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan dalam keterangannya, Rabu (26/7/2023).

Saat ini, kata dia, kasus tersebut ditangani oleh tim gabungan Propam dan Reskrim untuk mengetahui pelanggaran disiplin, kode etik maupun pidana yang dilakukan oleh pelaku.

"Yang pasti Polri tidak akan memberikan toleransi kepada oknum yang melanggar ketentuan atau perundangan yang berlaku," tambah Ramadhan.

 


Luka Tembak Tembus dari Kuping Kanan ke Kiri

Jenazah Bripda IDF atau Ignatius Dwi Frisco yang meninggal dunia karena ditembak rekannya sendiri rampung diotopsi. Bripda IDF diotopsi di RS Polri Sukanto Jakarta dan kini sudah dipulangkan untuk dimakamkan.

"Kita kan kemarin nunggu orang tuanya nunggu keluarganya. Sudah diotopsi, sudah dibawa pulang ke Pontianak ya," kata Kepala Rumah Sakit (Karumit) Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Hariyanto saat dikonfirmasi, Kamis (27/7/2023).

Dari hasil otopsi, Bripda IDF tewas dengan satu luka tembak yang tembus dari kuping kanan ke kiri. Hal itu mengkonfirmasi sebagai video beredar di media sosial terkait perban yang melilit di kepalanya.

"Oh itu bukan konsumsi wartawan (hasil otopsi). Yang penting ada luka tembak 1 aja. Kamu kan sudah tau, di video itu kan bener. Di bagian belakang telinga kanan sampai belakang telinga kiri," ungkapnya.

Hariyanto menegaskan, tidak ada luka lain yang bersarang di tubuh Anggota Densus itu. Selain dari satu luka tembak yang terdapat di bagian kuping.

"Nggak ada (luka lain) sudah itu sudah benar itu, dari videonya sudah. Dilaksanakan di sini udah bener, kemudian kenanya hanya luka tembak satu aja," bebernya.

 


Usut Penembakan, Polisi Analisa CCTV

Polisi mulai menganalisa rekaman CCTV di Rusun Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor untuk mengusut kematian Bripda IDF yang tertembak dua rekannya. 

"Saat ini penyidik sedang mendalami mengumpulkan bukti-bukti di TKP. Menganalisa salah satunya menganalisa CCTV," kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi, Kamis (27/7/2023).

Adapun rekaman CCTV yang tengah dianalisa mulai dari arah jalan sampai titik tempat kejadian penembakan. 

"Saya belum tau bayangannya ya. Tapi yang jelas analisa CCTV apakah CCTV di ruangan. Apakah di luar ruangan menuju lokasi atau TKP saya gak bisa gambarkan," tuturnya.

Nantinya, kata dia hasil penyelidikan pemeriksaan CCTV akan dijelaskan oleh Polres Bogor bersama Bidpropam Subdit Paminal Polda Jawa Barat.

"Kronologisnya nanti akan disampaikan oleh Kapolres Bogor karena lokus delictinya di wilayah hukum Polres Bogor. Saat ini penyidik Polres Bogor juga Paminal Polda sedang mendalami mengembangkan dan menganalisa," tuturnya.

Infografis Polisi Dilarang Pamer Kemewahan
Infografis Polisi Dilarang Pamer Kemewahan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya