Kang DS Bakal Sulap Lahan Tidur di Kabupaten Bandung Jadi Lahan Produktif

Bupati Bandung, Dadang Supriatna akan menghidupkan kembali ribuan hektare lahan tidur di Kabupaten Bandung menjadi lahan produktif.

oleh Fachri pada 09 Jul 2024, 22:45 WIB
Diperbarui 09 Jul 2024, 22:43 WIB
Dadanf Supriatna.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna bersama mahasiswa/i Universitas Padjajaran saat melakukan audiensi dengan para petani di Kecamatan Arjasari, Selasa (9/7/2024). (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Bandung Bupati Bandung, Dadang Supriatna akan menghidupkan kembali ribuan hektare lahan tidur di Kabupaten Bandung menjadi lahan produktif. Untuk mencapai hal tersebut, Kang DS pun mencanangkan sebuah program pentahelix yang melibatkan seluruh elemen, mulai dari kampus hingga pihak swasta.

"Saya berkeinginan menyulap lahan-lahan tidur dan tidak produktif di Kabupaten Bandung menjadi lahan subur dan menghasilkan, hal itu dilakukan demi meningkatkan taraf hidup para petani kita," ujarnya saat melakukan audiensi dengan para petani di Kecamatan Arjasari, Selasa (9/7/2024).

Jumlah lahan-lahan tidur di Kabupaten Bandung yang masih besar tersebut diakibatkan oleh tidak adanya sumber air di sekitar lahan. Dengan begitu, para petani pun kesulitan untuk bercocok tanam karena selama ini hanya mengandalkan air hujan.

"Saya akan hadirkan sumber air agar mengairi lagi lahan pertanian di empat desa di Arjasari, saya punya hibah dari Australia," ujar pria yang kerap disapa Kang DS itu.

"Nantinya saya berharap lahan tidur ini bisa ditanami berbagai komoditi pertanian, silahkan mau ditanami jagung, padi gogo, kopi atau apa pun, tinggal ngobrol sama Unpad, apa (komoditi) yang cocok di sini," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bangun Sumber Air

Dadang Supriatna.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna saat melakukan audiensi dengan para petani di Kecamatan Arjasari, Selasa (9/7/2024). (Foto: Istimewa)

Kang DS menginstruksikan PDAM Tirta Raharja dan Dinas PUTR agar langsung mengeksekusi pembangunan sumber air untuk mengairi ratusan hektare lahan pertanian warga termasuk yang dikelola oleh Unpad seluas 200 hektare.

Di sisi lain, Kang DS menegaskan bahwa bersama para akademisi, pihaknya akan menghadirkan inovasi untuk menjaga ketahanan pangan seperti dengan meningkatkan produktivitas pertanian.

"Misalnya kami sudah siapkan inovasi budi daya padi gogo atau komoditi lainnya, kalau setahun biasanya hanya satu kali panen, nanti bisa panen 3 hingga 4 kali dan ini suatu terobosan untuk meningkatkan kesejahteraan petani," tegasnya.

Selain itu, Kang DS pun menyiapkan offtaker atau pembeli hasil pertanian guna memasarkan komoditi tersebut. Dengan hadirnya offtaker yang menampung berbagai hasil pertanian, ia optimistis para petani di Kabupaten Bandung akan meningkat taraf hidupnya.

"Selama ini yang menjadi masalah para petani adalah market-nya, pemasarannya dan saya datangkan langsung offtaker-nya dan sudah bekerjas ama dengan Pemkab Bandung, nanti petani tidak bingung lagi menjual hasil pertaniannya," ujarnya.


Jadi Lumbung Pangan Nasional

Dadang Supriatna.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna saat melakukan audiensi dengan para petani di Kecamatan Arjasari, Selasa (9/7/2024). (Foto: Istimewa)

Dengan mengoptimasi lahan pertanian tidur di Kabupaten Bandung, Kang DS optimis, beberapa tahun ke depan, wilayahnya akan menjadi salah satu lumbung pangan nasional, terutama padi. Ia pun mengungkapkan, pihaknya menyiapkan berbagai strategi memperluas areal tanam baru guna menguatkan program ketahanan pangan.

"Namun saya titip, tolong utamakan para petani dari warga setempat untuk mengelola lahan-lahan tidur ini dan saya akan men-support apa yang harus disiapkan agar lahan-lahan ini dapat bermanfaat dan produktif," ujarnya.

"Dengan kerja sama pentahelix ini saya optimistis program ini akan berhasil, apalagi Pak Dandim dan Unpad ikut mendampingi para petani dan offtaker-nya juga sudah kita siapkan," jelas Kang DS.

Ia pun menegaskan, ke depan kabupaten Bandung akan menjadi lumbung ketahanan pangan, terutama padi.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya