Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah politikus dangan latar belakang aktivis nasional dipanggil Presiden terpilih Prabowo Subianto di kediamannya Jalan, Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024).
Sejumlah nama yang dipanggil disebut akan mengisi posisi menteri, wamen atau kepala badan di era pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca Juga
Di antara aktivis nasional yang datang adalah mantan Ketum PRD Budiman Sudjatmiko, Ketum Partai Gelora Anis Matta, aktivis 98 Fahri Hamzah, Waketum Gerindra Ferry Juliantono dan lain sebagainya.
Advertisement
Informasi yang dihimpun, Budiman diberi portofolio Wakil Kementerian Desa, Anis Matta Wamenlu untuk dunia Islam, sementara Ferry Juliantono dengan portofolio di bidang Koperasi.
Ferry Juliantono mengaku dirinya baru dipanggil hari ini di Kertanegara. Prabowo meminta Ferry untuk memajukan koperasi Indonesia.
"Pak Prabowo meminta perlunya penguatan badan usaha yang berbentuk koperasi agar bisa masuk ke lingkup kegiatan usaha yang lebih besar dan banyak lagi terutama demi meningkatkan ekonomi rakyat untuk mengatasi kemiskinan,"ujar Ferry.
Ferry yang baru dinobatkan sebagai salah satu 100 tokoh koperasi Indonesia ini tidak menjawab secara gamblang saat ditanya posisinya di Kabinet Prabowo-Gibran sebagai menteri atau wakil Menteri,
" Ya tunggu saja, kita siap menunggu perintah Pak Prabowo,"tutup Ferry Juliantono.
Pemanggilan Calon Menteri dan Wakil Menteri
Presiden Terpilih Prabowo Subianto memanggil para calon menterinya di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan, Senin, 14 Oktober 2024. Pemanggilan itu akan terus berlangsung hingga hari ini.Â
Pada periode pemanggilan pertama, ada sekitar 49 orang. Dalam daftar calon menteri yang dipanggil Prabowo, ada sejumlah nama sosok lama yang juga menjabat menteri di kabinet pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selain itu, ada pula sejumlah orang-orang profesional. Tak lupa, sejumlah politisi yang mewakili partai masing-masing.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin, menyebut jika memang angka kementeriannya sangat gemuk dibandingkan dari era pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Ada dua makna yang bisa dibaca (dengan kabinet gemuk ini). Yang pertama mungkin Prabowo ingin membuat postur kementerian dengan kebutuhan di pemerintahannya sehingga menjadi besar. Yang kedua, tentu soal power sharing yang tentu itu tak bisa dihindarkan dan dalam konteks koalisi besar itu pasti akan mengakomodasinya," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (14/10/2024).
Â
Advertisement
Terlalu Gemuk Untuk Kabinet Zaken ?
Ujang pun menyebut, hal wajar jika Prabowo memanggil tokoh-tokoh yang bakal untuk menjadi menteri bertemu dengannya.
"Saya melihatnya pemanggilan saja untuk memastikan bahwa tokoh-tokohnya yang dipanggil itu akan ditaruh di pos mana. Dan ini hanya pemanggilan biasa, ini prosedur saja, ini cara saja," jelasnya.
Meski terlihat gemuk, Ujang meminta publik harus mempercayai langkah Prabowo ini. Terlebih keinginan untuk mewujudkan kabinet zaken.
"Kita tetap harus optimis, tetap harus percaya dengan Pak Prabowo, apakah menteri-menteri yang dipilih itu zaken kabinet, apakah betul efektif? kita tunggu. Mereka kan pasti diberi mandat untuk membuat kabinet yang bagus, sehingga kita awasi dan nilai. Sehingga saat diumumkan, apakah memang bagus, layak atau tidak," kata dia.