Tradisi megibung sudah turun temurun dijalani umat muslim di Kampung Kepaon, Denpasar Bali. Tradisi ini merupakan tradisi makan bersama dalam satu wadah saat berbuka puasa.
Seperti ditayangkan Liputan 6 SCTV, Sabtu (20/7/2013), memasuki hari ke-10 bulan Ramadan, umat muslim di kampung muslim Desa Kepaon mempersiapkan diri untuk tradisi megibung. Warga muslim Kepaon membawa makanan ke masjid untuk dikumpulkan dengan makanan dari warga lainnya, untuk berbuka bersama.
Tradisi megibung di Desa Kepaon merupakan campuran tradisi budaya Hindu Bali yang dicampurkan dengan tradisi khataman Alquran dalam Islam. Di hari ke-10 ini, umat Islam di Desa Kapaon menyelesaikan khataman Alquran pertama. Selain untuk merayakan khataman Alquran, megibung digelar untuk mempererat kebersamaan antarwarga.
Tradisi megibung akan berulang setiap sepuluh hari sekali selama bulan Ramadan. Tradisi yang digelar menjelang berbuka puasa itu dimulai dengan pembacaan Alquran dan doa. Ketika waktu berbuka tiba, warga menikmati takjil dan bergegas berwudu dan melaksanakan salat maghrib berjamaah.
Usai salat maghrib, warga pun duduk berkumpul di masing-masing nampan makanan Megibung. Satu nampan biasanya diikuti 5 hingga 6 orang. Akhirnya, makan bersama atau Megibung pun dimulai. (Eks)
Seperti ditayangkan Liputan 6 SCTV, Sabtu (20/7/2013), memasuki hari ke-10 bulan Ramadan, umat muslim di kampung muslim Desa Kepaon mempersiapkan diri untuk tradisi megibung. Warga muslim Kepaon membawa makanan ke masjid untuk dikumpulkan dengan makanan dari warga lainnya, untuk berbuka bersama.
Tradisi megibung di Desa Kepaon merupakan campuran tradisi budaya Hindu Bali yang dicampurkan dengan tradisi khataman Alquran dalam Islam. Di hari ke-10 ini, umat Islam di Desa Kapaon menyelesaikan khataman Alquran pertama. Selain untuk merayakan khataman Alquran, megibung digelar untuk mempererat kebersamaan antarwarga.
Tradisi megibung akan berulang setiap sepuluh hari sekali selama bulan Ramadan. Tradisi yang digelar menjelang berbuka puasa itu dimulai dengan pembacaan Alquran dan doa. Ketika waktu berbuka tiba, warga menikmati takjil dan bergegas berwudu dan melaksanakan salat maghrib berjamaah.
Usai salat maghrib, warga pun duduk berkumpul di masing-masing nampan makanan Megibung. Satu nampan biasanya diikuti 5 hingga 6 orang. Akhirnya, makan bersama atau Megibung pun dimulai. (Eks)