[VIDEO] Rampok Bersenjata Beraksi, Guru Honorer Mengamuk

Polres Batubara, Sumjut baru mengamankan rekaman kamera CCTV dari sekitar lokasi kejadian perampokan ini.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Sep 2013, 18:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2013, 18:00 WIB
kilsin-130916c.jpg
Perampokan toko emas dengan menggunakan senjata api kembali terjadi. Kali ini, kawanan perampok beraksi di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. 2 kilogram emas milik toko mas 'Singapore' digasak 4 perampok, yang sebelumnya sempat melepaskan tembakan ke udara.

Pelaku diduga mengendarai sepeda motor dengan berboncengan. Mereka mengenakan penutup wajah dan helm. 2 pelaku masuk toko dan sisanya berjaga di luar sambil menodongkan senjata api.

Seperti tayangan Kilas Indonesia dalam Liputan 6 Petang SCTV, Senin (16/9/2013) sore, Polres Batubara telah mengamankan rekaman kamera CCTV dari sekitar lokasi kejadian.

Di Jawa Timur, tim buser Polres Jember terus menangkap warga Puger yang diduga merusak masjid dan Pondok Pesantren Darus Sholihin.

Polisi juga menggeledah sejumlah rumah tersangka penganiayaan yang menyebabkan nyawa seorang warga bernama Eko Mardi melayang. Sampai saat ini tersangka penganiayaan hingga menghilangkan nyawa Eko ini berjumlah 6 orang.

Sementara di Jombang, Jawa Timur, pemberangkatan 649 jamaah calon haji kloter 12 dan kloter 13 diwarnai saling dorong dan adu mulut antara pengantar dan petugas.

Kondisi ini dipicu banyaknya pengantar yang tidak membawa kartu pengantar namun tetap ingin masuk. Sejumlah pengantar yang membawa anak pun ikut terjepit di antara pengantar.

Tak hanya itu, di Nganjuk, Jawa Timur, ribuan guru dan pegawai tidak tetap di berdemo di depan pendopo Kabupaten Nganjuk. Mereka membakar baju seragam karena permintaan mereka bertemu Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) belum dipenuhi.

Aksi demo para guru ini berubah ricuh setelah salah seorang anggota Satpol PP berniat memadamkan api dengan menyemprotkan alat pemadam. Namun justru terkena wajah salah satu pendemo. Akibatnya, emosi para guru tersulut dan makin mengamuk.

Mereka protes karena sudah bertahun-tahun bekerja belum juga diangkat menjadi pegawai negeri. (Rmn/Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya