Sejumlah kasus menarik ditulis oleh ahli forensik Abdul Mun'im Idries sebelum meninggal pada Jumat 27 September 2013. Pengalaman-pengalaman itu tertuang dalam buku berjudul Indonesia X-Files, salah satunya tentang kasus kematian seorang buronan yang diklaim sebagai tersangka pembobol bank.
"Ia seorang direktur sebuah bank swasta," tulis Mun'im di halaman 66 buku Indonesia X-Files tersebut. Menurut Mun'im, berdasar keterangan dari polisi, sang direktur tewas terjatuh dari Hotel Marbella saat penyergapan.
Namun Mun'im menemukan sebuah kejanggalan saat mengotopsi jasad orang keturunan China itu. Temuan itu agak di luar kebiasaan yang ditemui Mun'im selama bertugas. Kejanggalan itu kemudian dilaporkan ke polisi.
Mun'im menemukan jari manis tangan kiri mayat yang diotopsi itu seperti ditekuk atau diinjak. Menurut dia, ini bukan pola umum yang ditemukan pada jasad orang yang tewas akibat terjatuh dari tempat yang tinggi. Namun, tak ada tindak lanjut dari temuan itu.
Singkat cerita, selesai diotopsi mayat pria yang diklaim sebagai direktur sebuah bank swasta itu langsung dimasukkan ke dalam peti mati. Mayat itu kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Namun, beberapa lama kemudian Mun'im bertemu seorang pegawai desain interior yang membawa kabar mengejutkan Mun'im--walau akhirnya dia mengaku tidak perlu terkejut. Pegawai desain interior itu bercerita tentang pria yang cirinya sangat mirip dengan yang pernah diotopsi oleh Mun'im dalam kasus direktur bank.
"Dia masih hidup dok, di negara tetangga an secara rutin masih mengirimkan uang kepada keluarganya," tulis Mun'im menirukan cerita pegawai desain interior itu.
Namun, Mun'im tak peduli apakah pria yang dimaksud itu sama dengan identitas mayat yang pernah dia otopsi atau tidak. Ciri-ciri mayat pria yang diklaim sebagai direktur bank swasta itu adalah keturunan China, dengan ciri-ciri tertentu dan kelainan-kelainan tertentu.
"Yang saya periksa adalah seorang pria keturunan China dengan ciri-ciri sebagai berikut, dengan kelainan-kelainan sebagai berikut, dan apakah ciri-ciri tersebut sama atau sesuai dengan nama yang tercantum dalam surat permintaan visum et repertum, atau ternyata berbeda, bukan urusan saya," tulis Mun'im. (Eks)
"Ia seorang direktur sebuah bank swasta," tulis Mun'im di halaman 66 buku Indonesia X-Files tersebut. Menurut Mun'im, berdasar keterangan dari polisi, sang direktur tewas terjatuh dari Hotel Marbella saat penyergapan.
Namun Mun'im menemukan sebuah kejanggalan saat mengotopsi jasad orang keturunan China itu. Temuan itu agak di luar kebiasaan yang ditemui Mun'im selama bertugas. Kejanggalan itu kemudian dilaporkan ke polisi.
Mun'im menemukan jari manis tangan kiri mayat yang diotopsi itu seperti ditekuk atau diinjak. Menurut dia, ini bukan pola umum yang ditemukan pada jasad orang yang tewas akibat terjatuh dari tempat yang tinggi. Namun, tak ada tindak lanjut dari temuan itu.
Singkat cerita, selesai diotopsi mayat pria yang diklaim sebagai direktur sebuah bank swasta itu langsung dimasukkan ke dalam peti mati. Mayat itu kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Namun, beberapa lama kemudian Mun'im bertemu seorang pegawai desain interior yang membawa kabar mengejutkan Mun'im--walau akhirnya dia mengaku tidak perlu terkejut. Pegawai desain interior itu bercerita tentang pria yang cirinya sangat mirip dengan yang pernah diotopsi oleh Mun'im dalam kasus direktur bank.
"Dia masih hidup dok, di negara tetangga an secara rutin masih mengirimkan uang kepada keluarganya," tulis Mun'im menirukan cerita pegawai desain interior itu.
Namun, Mun'im tak peduli apakah pria yang dimaksud itu sama dengan identitas mayat yang pernah dia otopsi atau tidak. Ciri-ciri mayat pria yang diklaim sebagai direktur bank swasta itu adalah keturunan China, dengan ciri-ciri tertentu dan kelainan-kelainan tertentu.
"Yang saya periksa adalah seorang pria keturunan China dengan ciri-ciri sebagai berikut, dengan kelainan-kelainan sebagai berikut, dan apakah ciri-ciri tersebut sama atau sesuai dengan nama yang tercantum dalam surat permintaan visum et repertum, atau ternyata berbeda, bukan urusan saya," tulis Mun'im. (Eks)