Relokasi warga Waduk Pluit, Jakarta Utara, untuk menangkal banjir menjadi ujian cukup berat bagi Jokowi-Ahok. Begitu menegangkan saat keduanya gertak-gertakan dengan Komnas HAM, warga, dan mafia.
Program Kartu Jakarta Sehat (KJS) ricuh. Sejumlah rumah sakit mengundurkan diri. Jokowi pun nyaris dilengserkan. Belum lagi ada sindiran rasis. Menegangkan!
Berikut flashback sepak terjang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wagub Basuki Tjahaja Purnama pada bulan kedelapan memimpin DKI Jakarta dalam kurun waktu 15 Mei hingga 14 Juni 2013:
Komnas HAM memanggil Jokowi untuk membahas relokasi warga Waduk Pluit. Jokowi malah bertanya, "Undangannya mana?" Menurut Jokowi, yang menduduki tanah negara yang malah berteriak, dan mereka adalah para developer.
Jokowi mengungkapkan, memang ada banyak orang kaya yang menguasai lahan di Waduk Pluit. Aparat Brimob pun ditempatkan di Waduk Pluit lantaran warga melempar batu.
Bagi Ahok, pembersihan Waduk Pluit harus beres 2-3 bulan. Soal undangan Komnas HAM? "Diskusi apaan? Warga yang mana? Komnas HAM jawab dulu!" cetus Ahok. Aksi telanjang dada warga Waduk Pluit pun dianggap lucu. "Ya bagi kita sih itu perbuatan yang sebetulnya lucu. Ya kan? Nggak betul gitu lho mau telanjang-telanjang, apa yang salah dari kita gitu?" ujar Ahok.
Jokowi dijadwalkan memenuhi panggilan Komnas HAM pada 16 Mei untuk membahas Waduk Pluit. "Ya deg-degan," komentarnya. Apalagi Komnas HAM mengeluarkan pernyataan, "Jokowi jangan hanya manis di media."
Lucunya, saat tiba waktunya harus di Kantor Komnas HAM, Jokowi malah ke Universitas Tarumanegara. Setelah itu Jokowi bergegas, "Ayo cepat kita jalan ke Komnas HAM." Namun karena tidak membawa data, Jokowi batal ke Kantor Komnas HAM.
Meski Jokowi batal datang, Komnas HAM tetap menunggu hingga tengah malam. Namun tak bertahan lama, akhirnya Komnas HAM pulang. "Jokowi tidak mengerti prioritas," cetus komisioner Komnas HAM Siane Indriani. Menurut Komnas HAM, ada pihak ketiga di balik kisruh Waduk Pluit.
Sementara warga Waduk Pluit menyatakan tidak ingin ganti rugi, melainkan ingin bersua Jokowi. Mereka juga patungan membeli tiket pulang kampung untuk Ahok. "Boleh!" komentar Ahok santai.
Ahok mempertanyakan Komnas HAM, sebenarnya HAM apa yang dilanggar pihaknya? "Hamburger?" gurau Ahok. "Nggak heran kalau Komnas HAM rebutan Camry," sindir Ahok. Disindir demikian, Komnas HAM tidak terima. "Jangan tuduh macam-macam," ketus Siane. "Saya naik KRL, Ahok jangan sewot!"
Mafia
Bagi Komnas HAM, Jokowi lebih mementingkan pencitraan daripada menyelesaikan problem yang dihadapi rakyat. Namun pada 17 Mei, Jokowi mendatangi Kantor Komnas HAM dan membeberkan keberadaan mafia Waduk Pluit. "Ada Joko, Alex, Ibrahim," ungkap Jokowi.
Komnas HAM meragukan data yang dimiliki Jokowi. "Ndak resmi gimana?" sergah Jokowi. Ternyata data yang dimiliki Jokowi berbeda dengan Komnas HAM. "Jangan-jangan itu dari mafia," ucap Jokowi. Meski demikian Jokowi menggandeng Komnas HAM untuk menyelesaikan masalah Waduk Pluit. Di hadapan Jokowi, Komnas HAM 'berkelit' pernah menyindir pria bertubuh kurus itu.
Ahok menyatakan tak takut bila Komnas HAM menuntutnya karena kalimat-kalimat keras dirinya. Sekalipun nanti keamanannya terancam. "Anda bisa ngoceh, saya juga bisa emosi. Kalau mau, Anda seret saya, silakan datang, saya tunggu," tantang Ahok.
Warga Waduk Pluit melaporkan adanya intimidasi karena keberadaan aparat Brimob. "Kami minta di-back up Brimob. Katanya warga diintimidasi. Intimidasi? Siapa yang intimidasi? Kamu lebih galak dari saya kok! Alat berat masuk ditimpuk, 1 kaca pecah," ujar Ahok.
Meski warga menolak direlokasi, Ahok menetapkan relokasi kelar 2 bulan. Ahok pun menguak sosok pengusaha T agar segera mengosongkan tanah. "Pemakai lahan Waduk Pluit mafia!" seru Ahok. Pengusaha Teddy menampik tudingan Ahok dan tak melawan saat digusur.
Jokowi bertemu muka dengan warga Waduk Pluit pada 20 Mei. Sambil memantau pengerukan Waduk Pluit, Jokowi membagikan buku tulis. Tempat relokasi warga bisa di Rusun Marunda dan Cakung. Jokowi diingatkan agar membongkar bangunan BUMD yang ada di Waduk Pluit. Ahok mencabut BUMD Jakpro dan mengungkap ada permainan orang dalam.
Warga Waduk Pluit Dijamu makan oleh Jokowi. "Jangan lempar batu lagi," wanti-wanti Jokowi. Warga kemudian curhat kepada Jokowi.
Ahok ditantang PBHI memberi kuliah umum HAM ke Komnas dan pegiat. Ahok menolaknya. "Nonton di YouTube aja," cetus Ahok. Tanggapan PBHI ditolak Ahok? "Sakit hati sih nggak, bete aja..."
Jokowi diminta menegur Ahok yang kerap berkomentar keras. "Maaf! Saya nyambuk buat diobatin, bukan matiin," tegas Ahok. Pssttt... Gaji Komnas HAM naik. "Terserah, bukan urusan saya," cetus Ahok.
KJS
KJS disinyalir malah digunakan orang kaya. "Kalau tiba-tiba kaya masak masih pakai KJS," seloroh Ahok. Pada 17 Mei, 11 RS swasta menghentikan kerja sama KJS. "Apa boleh buat..." ucap Ahok santai. Lalu jumlahnya menjadi 16 RS swasta dengan berbagai alasan.
"Kenapa RSCM bisa terima?" heran Ahok. Dia pun segera mengeluarkan tarif baru. "Kami sudah tahu ini pasti terjadi," imbuhnya. Kalau sudah begini, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) diakui memang tidak bisa jalan.
Jokowi dituding terlalu terburu-buru menerapkan KJS, sehingga 16 RS 'pamit' dari KJS. Ratusan dokter yang berdemo di Istana pun memprotes KJS Jokowi-Ahok. "RS yang mundur KJS orientasinya keuntungan," ungkap Jokowi.
"Buktikan kenapa rugi, kita suruh hitung!" sergah Ahok. Sedangkan Jokowi mengoreksi kalkulasi angkanya. Ahok pun mengevaluasi KJS. "Supaya rumah sakit itu jangan cuma ngomong!" cetus Ahok.
Setelah dilakukan evaluasi, Jokowi mengumumkan, "KJS sudah benar, jangan coba-coba hambat!" Namun 2 RS tetap mundur dari KJS. "Semoga sadar," ucap Jokowi. Dia pun menyebar 1,7 juta KJS model baru di 3 puskesmas.
Namun DPR DKI mengkritik sistem KJS. Ahok mengingatkan mereka malah bisa melawan UU. Jokowi tetap membagikan KJS di RS. "Jangan sampai diganggu secara politis," wanti-wanti Jokowi.
`Pelengseran`
Jokowi diancam dilengserkan DPR DKI pada 24 Mei. "Siap grak!" seru Jokowi. Respons Ahok? "Belagu banget!" Lebih dari 30 anggota DPR DKI meneken `pelengseran` Jokowi. FPKS menyatakan fokus mencari solusi KJS. Demokrat punya alasan tersendiri mendukung interpelasi 'pelengseran' Jokowi. Cek di sini.
Mantan rival Jokowi yakni Fauzi Bowo alias Foke sampai angkat bicara. "Beri kesempatan Jokowi bekerja," imbau Foke. Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso juga geram. "DPRD tanya langsung ke Jokowi, tak perlu interpelasi!" Sementara upaya pelengseran disinyalir dilakukan oleh anggota dewan pemain anggaran yang gelap mata.
Warga mengecam upaya pelengseran Jokowi. Bahkan dinilai sebagai ide kerdil. Foto 32 anggota dewan pengusul interpelasi Jokowi pun akan disebar. Muncul pertanyaan apakah KJS dituntaskan di tingkat komisi atau Jokowi benar-benar dilengserkan? "Kecepetan hajarnya," ledek Ahok. "Tapi bagus, biar bisa langsung capres," selorohnya.
Facebooker berseru, "Jangan pilih parpol yang lengserkan Jokowi!" Golkar menarik dukungan menginterpelasi Jokowi. Pada 28 Mei, rapat digelar di DPR DKI soal KJS. Namun tak ada kata 'interpelasi' yang terucap. "Ya mereka rasional," komentar Jokowi.
Rasis
Farhat Abbas menjadi tersangka gara-gara nge-twit 'Ahok Cina'. Farhat cuek. "Jalani saja," ucapnya. Farhat pun diminta menghormati Ahok. Sedangkan Anton Medan menyerukan penahanan Ahok.
Meski menjadi tersangka rasis ke Ahok, Farhat tak dicoret kendaraan politiknya, Demokrat. "Dia sudah minta maaf, tak perlu dicoret," ucap Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana.
Ahok bersyukur Farhat bukanlah kader Gerindra. Dendamkah Ahok kepada Farhat? "Kasihanlah!"
Meski menjadi tersangka twit rasis ke Ahok, Farhat Abbas tidak ditahan. Anton Medan protes. "Ini teguran," ucap Anton Medan. Farhat Abbas pun terancam gagal nyaleg.
Jadi Anchor & Difilmkan
Jokowi dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan `duet maut` menjadi anchor Liputan 6 SCTV. "Gantian kita wawancara wartawan... Biar kapok!" seru Jokowi senang. Meski gugup, Jokowi kemudian membaca berita. Dia sempat ngakak melihat 'Bloopers' Liputan 6 SCTV.
"Liputan 6 menusuk tajam," kesan Jokowi. Dia kemudian menikmati permainan keyboard Gita Wirjawan. Bagaimana rasanya jadi anchor? "Ndak mau lagi," cetus Jokowi.
Jokowi dibuatkan film bertajuk 'Jokowi'. Senang, Pak? "Saya tidak mau dibuatin seperti itu," cetus Jokowi. Kenapa, Pak? "Malu dong!" seru Jokowi. "Saya ini bukan tokoh, tapi tikih kecil," ucap Jokowi. (Sss)
Program Kartu Jakarta Sehat (KJS) ricuh. Sejumlah rumah sakit mengundurkan diri. Jokowi pun nyaris dilengserkan. Belum lagi ada sindiran rasis. Menegangkan!
Berikut flashback sepak terjang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wagub Basuki Tjahaja Purnama pada bulan kedelapan memimpin DKI Jakarta dalam kurun waktu 15 Mei hingga 14 Juni 2013:
Komnas HAM memanggil Jokowi untuk membahas relokasi warga Waduk Pluit. Jokowi malah bertanya, "Undangannya mana?" Menurut Jokowi, yang menduduki tanah negara yang malah berteriak, dan mereka adalah para developer.
Jokowi mengungkapkan, memang ada banyak orang kaya yang menguasai lahan di Waduk Pluit. Aparat Brimob pun ditempatkan di Waduk Pluit lantaran warga melempar batu.
Bagi Ahok, pembersihan Waduk Pluit harus beres 2-3 bulan. Soal undangan Komnas HAM? "Diskusi apaan? Warga yang mana? Komnas HAM jawab dulu!" cetus Ahok. Aksi telanjang dada warga Waduk Pluit pun dianggap lucu. "Ya bagi kita sih itu perbuatan yang sebetulnya lucu. Ya kan? Nggak betul gitu lho mau telanjang-telanjang, apa yang salah dari kita gitu?" ujar Ahok.
Jokowi dijadwalkan memenuhi panggilan Komnas HAM pada 16 Mei untuk membahas Waduk Pluit. "Ya deg-degan," komentarnya. Apalagi Komnas HAM mengeluarkan pernyataan, "Jokowi jangan hanya manis di media."
Lucunya, saat tiba waktunya harus di Kantor Komnas HAM, Jokowi malah ke Universitas Tarumanegara. Setelah itu Jokowi bergegas, "Ayo cepat kita jalan ke Komnas HAM." Namun karena tidak membawa data, Jokowi batal ke Kantor Komnas HAM.
Meski Jokowi batal datang, Komnas HAM tetap menunggu hingga tengah malam. Namun tak bertahan lama, akhirnya Komnas HAM pulang. "Jokowi tidak mengerti prioritas," cetus komisioner Komnas HAM Siane Indriani. Menurut Komnas HAM, ada pihak ketiga di balik kisruh Waduk Pluit.
Sementara warga Waduk Pluit menyatakan tidak ingin ganti rugi, melainkan ingin bersua Jokowi. Mereka juga patungan membeli tiket pulang kampung untuk Ahok. "Boleh!" komentar Ahok santai.
Ahok mempertanyakan Komnas HAM, sebenarnya HAM apa yang dilanggar pihaknya? "Hamburger?" gurau Ahok. "Nggak heran kalau Komnas HAM rebutan Camry," sindir Ahok. Disindir demikian, Komnas HAM tidak terima. "Jangan tuduh macam-macam," ketus Siane. "Saya naik KRL, Ahok jangan sewot!"
Mafia
Bagi Komnas HAM, Jokowi lebih mementingkan pencitraan daripada menyelesaikan problem yang dihadapi rakyat. Namun pada 17 Mei, Jokowi mendatangi Kantor Komnas HAM dan membeberkan keberadaan mafia Waduk Pluit. "Ada Joko, Alex, Ibrahim," ungkap Jokowi.
Komnas HAM meragukan data yang dimiliki Jokowi. "Ndak resmi gimana?" sergah Jokowi. Ternyata data yang dimiliki Jokowi berbeda dengan Komnas HAM. "Jangan-jangan itu dari mafia," ucap Jokowi. Meski demikian Jokowi menggandeng Komnas HAM untuk menyelesaikan masalah Waduk Pluit. Di hadapan Jokowi, Komnas HAM 'berkelit' pernah menyindir pria bertubuh kurus itu.
Ahok menyatakan tak takut bila Komnas HAM menuntutnya karena kalimat-kalimat keras dirinya. Sekalipun nanti keamanannya terancam. "Anda bisa ngoceh, saya juga bisa emosi. Kalau mau, Anda seret saya, silakan datang, saya tunggu," tantang Ahok.
Warga Waduk Pluit melaporkan adanya intimidasi karena keberadaan aparat Brimob. "Kami minta di-back up Brimob. Katanya warga diintimidasi. Intimidasi? Siapa yang intimidasi? Kamu lebih galak dari saya kok! Alat berat masuk ditimpuk, 1 kaca pecah," ujar Ahok.
Meski warga menolak direlokasi, Ahok menetapkan relokasi kelar 2 bulan. Ahok pun menguak sosok pengusaha T agar segera mengosongkan tanah. "Pemakai lahan Waduk Pluit mafia!" seru Ahok. Pengusaha Teddy menampik tudingan Ahok dan tak melawan saat digusur.
Jokowi bertemu muka dengan warga Waduk Pluit pada 20 Mei. Sambil memantau pengerukan Waduk Pluit, Jokowi membagikan buku tulis. Tempat relokasi warga bisa di Rusun Marunda dan Cakung. Jokowi diingatkan agar membongkar bangunan BUMD yang ada di Waduk Pluit. Ahok mencabut BUMD Jakpro dan mengungkap ada permainan orang dalam.
Warga Waduk Pluit Dijamu makan oleh Jokowi. "Jangan lempar batu lagi," wanti-wanti Jokowi. Warga kemudian curhat kepada Jokowi.
Ahok ditantang PBHI memberi kuliah umum HAM ke Komnas dan pegiat. Ahok menolaknya. "Nonton di YouTube aja," cetus Ahok. Tanggapan PBHI ditolak Ahok? "Sakit hati sih nggak, bete aja..."
Jokowi diminta menegur Ahok yang kerap berkomentar keras. "Maaf! Saya nyambuk buat diobatin, bukan matiin," tegas Ahok. Pssttt... Gaji Komnas HAM naik. "Terserah, bukan urusan saya," cetus Ahok.
KJS
KJS disinyalir malah digunakan orang kaya. "Kalau tiba-tiba kaya masak masih pakai KJS," seloroh Ahok. Pada 17 Mei, 11 RS swasta menghentikan kerja sama KJS. "Apa boleh buat..." ucap Ahok santai. Lalu jumlahnya menjadi 16 RS swasta dengan berbagai alasan.
"Kenapa RSCM bisa terima?" heran Ahok. Dia pun segera mengeluarkan tarif baru. "Kami sudah tahu ini pasti terjadi," imbuhnya. Kalau sudah begini, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) diakui memang tidak bisa jalan.
Jokowi dituding terlalu terburu-buru menerapkan KJS, sehingga 16 RS 'pamit' dari KJS. Ratusan dokter yang berdemo di Istana pun memprotes KJS Jokowi-Ahok. "RS yang mundur KJS orientasinya keuntungan," ungkap Jokowi.
"Buktikan kenapa rugi, kita suruh hitung!" sergah Ahok. Sedangkan Jokowi mengoreksi kalkulasi angkanya. Ahok pun mengevaluasi KJS. "Supaya rumah sakit itu jangan cuma ngomong!" cetus Ahok.
Setelah dilakukan evaluasi, Jokowi mengumumkan, "KJS sudah benar, jangan coba-coba hambat!" Namun 2 RS tetap mundur dari KJS. "Semoga sadar," ucap Jokowi. Dia pun menyebar 1,7 juta KJS model baru di 3 puskesmas.
Namun DPR DKI mengkritik sistem KJS. Ahok mengingatkan mereka malah bisa melawan UU. Jokowi tetap membagikan KJS di RS. "Jangan sampai diganggu secara politis," wanti-wanti Jokowi.
`Pelengseran`
Jokowi diancam dilengserkan DPR DKI pada 24 Mei. "Siap grak!" seru Jokowi. Respons Ahok? "Belagu banget!" Lebih dari 30 anggota DPR DKI meneken `pelengseran` Jokowi. FPKS menyatakan fokus mencari solusi KJS. Demokrat punya alasan tersendiri mendukung interpelasi 'pelengseran' Jokowi. Cek di sini.
Mantan rival Jokowi yakni Fauzi Bowo alias Foke sampai angkat bicara. "Beri kesempatan Jokowi bekerja," imbau Foke. Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso juga geram. "DPRD tanya langsung ke Jokowi, tak perlu interpelasi!" Sementara upaya pelengseran disinyalir dilakukan oleh anggota dewan pemain anggaran yang gelap mata.
Warga mengecam upaya pelengseran Jokowi. Bahkan dinilai sebagai ide kerdil. Foto 32 anggota dewan pengusul interpelasi Jokowi pun akan disebar. Muncul pertanyaan apakah KJS dituntaskan di tingkat komisi atau Jokowi benar-benar dilengserkan? "Kecepetan hajarnya," ledek Ahok. "Tapi bagus, biar bisa langsung capres," selorohnya.
Facebooker berseru, "Jangan pilih parpol yang lengserkan Jokowi!" Golkar menarik dukungan menginterpelasi Jokowi. Pada 28 Mei, rapat digelar di DPR DKI soal KJS. Namun tak ada kata 'interpelasi' yang terucap. "Ya mereka rasional," komentar Jokowi.
Rasis
Farhat Abbas menjadi tersangka gara-gara nge-twit 'Ahok Cina'. Farhat cuek. "Jalani saja," ucapnya. Farhat pun diminta menghormati Ahok. Sedangkan Anton Medan menyerukan penahanan Ahok.
Meski menjadi tersangka rasis ke Ahok, Farhat tak dicoret kendaraan politiknya, Demokrat. "Dia sudah minta maaf, tak perlu dicoret," ucap Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana.
Ahok bersyukur Farhat bukanlah kader Gerindra. Dendamkah Ahok kepada Farhat? "Kasihanlah!"
Meski menjadi tersangka twit rasis ke Ahok, Farhat Abbas tidak ditahan. Anton Medan protes. "Ini teguran," ucap Anton Medan. Farhat Abbas pun terancam gagal nyaleg.
Jadi Anchor & Difilmkan
Jokowi dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan `duet maut` menjadi anchor Liputan 6 SCTV. "Gantian kita wawancara wartawan... Biar kapok!" seru Jokowi senang. Meski gugup, Jokowi kemudian membaca berita. Dia sempat ngakak melihat 'Bloopers' Liputan 6 SCTV.
"Liputan 6 menusuk tajam," kesan Jokowi. Dia kemudian menikmati permainan keyboard Gita Wirjawan. Bagaimana rasanya jadi anchor? "Ndak mau lagi," cetus Jokowi.
Jokowi dibuatkan film bertajuk 'Jokowi'. Senang, Pak? "Saya tidak mau dibuatin seperti itu," cetus Jokowi. Kenapa, Pak? "Malu dong!" seru Jokowi. "Saya ini bukan tokoh, tapi tikih kecil," ucap Jokowi. (Sss)