Ratusan siswa SD Negeri di Jember, Jawa Timur membangun gedung sekolah dengan cara menyisihkan uang saku selama 6 tahun. Menunjukkan buruknya perhatian pemerintah meski dengan anggaran pendidikan yang mencapai 20% dari APBN.
Seperti tayanyan Liputan 6 Pagi SCTV Senin (28/10/2013), mereka membangun dengan biaya sendiri, gedung berlantai 2 berupa 2 ruang kelas dan 1ruang ibadah.
Bangunan SD Negeri Sumberjati 1, Kecamatan Silo, Jember tampak lebih megah dibanding sebelumnya. Siapa sangka bangunan merupakan hasil jerih payah para siswa selama 6 tahun, dengan menyisihkan uang saku dari muridnya.
Tidak tanggung-tanggung, uang yang terkumpul dari sumbangan para siswa ini bisa digunakan untuk membangun gedung berlantai 2, yang terdiri dari 2 ruang kelas dan sebuah musholla.
Setiap hari, seluruh siswa menyisihkan uang saku sebesar Rp 500 rupiah yang dikumpulkan pada ketua kelas masing-masing, selanjutnya koordinator siswa menyetor pada guru bendahara sekolah. Rata-rata, setiap hari uang yang terkumpul mencapai Rp 60 ribu hingga Rp 100 ribu.
Sebagai bentuk apresiasi atas jerih payah para siswa pada prasasti peresmian tertulis gedung sekolah itu merupakan persembahan para siswa sekolah tersebut. Langkah para siswa ini jelas patut diapresiasi. Namun yang jelas kewajiban untuk menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai tetap ada di pundak pemerintah. (Rmn)
Seperti tayanyan Liputan 6 Pagi SCTV Senin (28/10/2013), mereka membangun dengan biaya sendiri, gedung berlantai 2 berupa 2 ruang kelas dan 1ruang ibadah.
Bangunan SD Negeri Sumberjati 1, Kecamatan Silo, Jember tampak lebih megah dibanding sebelumnya. Siapa sangka bangunan merupakan hasil jerih payah para siswa selama 6 tahun, dengan menyisihkan uang saku dari muridnya.
Tidak tanggung-tanggung, uang yang terkumpul dari sumbangan para siswa ini bisa digunakan untuk membangun gedung berlantai 2, yang terdiri dari 2 ruang kelas dan sebuah musholla.
Setiap hari, seluruh siswa menyisihkan uang saku sebesar Rp 500 rupiah yang dikumpulkan pada ketua kelas masing-masing, selanjutnya koordinator siswa menyetor pada guru bendahara sekolah. Rata-rata, setiap hari uang yang terkumpul mencapai Rp 60 ribu hingga Rp 100 ribu.
Sebagai bentuk apresiasi atas jerih payah para siswa pada prasasti peresmian tertulis gedung sekolah itu merupakan persembahan para siswa sekolah tersebut. Langkah para siswa ini jelas patut diapresiasi. Namun yang jelas kewajiban untuk menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai tetap ada di pundak pemerintah. (Rmn)