Nama `Halte Grogol 12 Mei Reformasi` Berkat Perjuangan Mahasiswa

Nama halte Grogol 12 Mei Reformasi merupakan upaya mahasiswa Trisakti sebagai simbol melawan lupa perjuangan reformasi.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 10 Nov 2013, 16:45 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2013, 16:45 WIB
busway-transjakarta-130619b.jpg
Halte Grogol telah berubah nama menjadi Halte Grogol 12 Mei Reformasi, tepat di Hari Pahlawan yang  jatuh hari ini, Minggu (11/11/2013). Ada cerita panjang di balik suksesnya perubahan nama tersebut.

Kisah itu dimulai pada 7 Mei 2013 lalu. Wakil Presiden Mahasiswa Trisakti Mahesa Satadini Husain mengatakan 15 tahun pasca reformasi, muda-mudi Indonesia seakan melupakan perjuangan mahasiswa terdahulu dalam memperjuangkan reformasi di Indonesia.

"Sebentar lagi kita masuk masa kadarluarsa dimana generasi sekarang enggak merasakan langsung situasi Mei 98. Kita memikirkan gimana mahasiswa menciptakan perjuangan mereka dengan melawan lupa. Caranya dengan simbol, nama Grogol 12 Mei Reformasi," kata Mahesa di Halte Grogol 12 Mei Reformasi, Jakarta, Minggu (10/11/2013).

Kemudian, kata Mahesa, agar perjuangan berbuah manis para mahasiswa meminta bantuan LSM. Namun, permintaan bantuan itu bukan menandakan mereka ditunggangi LSM tersebut. "Karena kami masih belajar, perlu pula dibimbing."

Setelah lama berdiskusi, lanjut Mahesa, barulah mahasiswa meminta persetujuan Pemprov DKI. Akhirnya, baru hari ini perjuangan mahasiswa terjawab. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meresmikan halte ini.

Menurut Mahesa, dengan nama baru di halte tersebut, akan menjadi pengingat pada masyarakat juga pada mahasiswa kini, ada situasi sejarah yang perlu diceritakan dan terus berlanjut.

"Nama halte ini bagaimana pun akan jadi simbol sebagai apresiasi gugurnya senior kami sebagai pahlawan. Karena abang kami yang gugur itu juga pahlawan," tuturnya.

Selain itu, Mahesa juga mengatakan pihak mahasiswa Trisakti, khususnya yang mendalami landscape atau tata ruang akan memperindah taman di sekitar halte tersebut. Taman itu lokasinya di persimpangan Jalan Kyai Tapa dan Jalan S Parman.

"Akan ada patung-patung yang menceritakan peristiwa 12 Mei 98, dari awal hingga akhirnya abang-abang kami ada yang gugur. Ini juga bertujuan untuk membuat situs bersejarah baru di ibukota," tandas Mahesa.

Peristiwa 12 Mei sendiri merupakan tragedi tertembaknya 6 mahasiswa Trisakti saat melakukan aksi demo menolak pemilihan kembali Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia. Penembakan terjadi di area kampus Trisakti, Grogol, Jakarta Barat.

Para mahasiswa yang gugur adalah Elang Mulia Lesmana (Fakultas Arsitektur 1996), Alan Mulyadi (Fakultas Ekonomi 1996), Heri Heriyanto (Fakultas Teknik Industri Jurusan Mesin 1995), Hendriawan (Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen 1996), Vero (Fakultas Ekonomi 1996), dan Hafidi Alfidin (Fakultas Teknik Sipil 1995). (Rmn/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya