Sungguh memprihatinkan kondisi Kali Cipinang. Kali yang melintasi RW 04, Cipinang Besar, Jatinegara, Jakarta Timur, itu kini bak tempat sampah raksasa. Sampah-sampah menumpuk sepanjang 3 kilometer.
Sebenarnya, Kali Cipinang ini sudah tidak dialiri air semenjak pembangunan Kanal Banjir Timur (KBT). Di bagian hulu sudah ditutup dan aliran air dialihkan ke KBT. Selain sampah, Kali Cipinang menjadi penampung air limbah warga dan hujan. Tentunya juga sampah.
Ketua RW 04 Junaedi (64) mengatakan, sampah yang menggunung di wilayahnya memang sudah sejak lama ada. Bahkan, sejak kali itu masih dialiri air yang sekarang mengalir ke KBT. Sampah-sampah itu bukan hanya berasal dari warga.
"Sampah ini sudah lama di sini. Waktu masih ada alirannya juga sudah begini. Warga juga tidak tahu harus buang sampah di mana, jadi buang di kali ini," kata Junaedi di Kali Cipinang, Senin (25/11/2013).
Junaedi mengaku sudah mengirim surat ke sejumlah dinas terkait. Namun sayang, hingga kini belum ada tangapan. "Kami sudah bersurat terkait permasalahan ini dan saya tembuskan untuk tindak lanjuti mengenai keberadaan kali kita ini," ujar Junaedi.
Sementara, Wakil Lurah Cipinang Besar Utara Bambang N mengatakan, kendala yang dihadapi pemerintah untuk membersihkan sampah di Kali Cipinang adalah sulitnya akses. Memang, di kana kiri bangunan penduduk sangat rapat.
"Kendalanya ada di lapangan, kondisi pemukiman warga yang padat seperti ini membuat alat berat tidak dapat masuk untuk membersihkan sampah," ujar Bambang.
Dia menambahkan, pihak kelurahan sudah mengirim surat ke dinas terkait seperti Dinas Kebersihan dan Dinas PU untuk membersihkan sampah akut di Kali Cipinang. Namun, memang belum ada penanganan berarti dari dinas tersebut.
"Sedangkan, panjang sampah yang ada di kali mencapai 3 kilometer. Kami sudah berupaya mengingatkan masyarakat khususnya RW 04 untuk memberikan masukan jangan buang sampah ke kali," tandasnya.
Berdasarkan data kelurahan setempat, terdapat sekitar 2.239 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 4.496 jiwa yang ada di RW 04 dengan total 15 RT. Dari jumlah itu, sebanyak 7 RT bermukim di pinggiran Kali Cipinang, yakni RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, RT 10, RT 14, RT 15.
Parahnya lagi, hanya ada 12 gerobak sampah yang dimiliki RW 04. Jumlah tersebut jauh dari mungkin untuk membersihkan sampah pada Kali Cipinang. Sementara lokasi pembuangan sampah berada jauh dari permukiman warga, yakni di Pasar Induk Cipinang. (Eks/Mut)
Sebenarnya, Kali Cipinang ini sudah tidak dialiri air semenjak pembangunan Kanal Banjir Timur (KBT). Di bagian hulu sudah ditutup dan aliran air dialihkan ke KBT. Selain sampah, Kali Cipinang menjadi penampung air limbah warga dan hujan. Tentunya juga sampah.
Ketua RW 04 Junaedi (64) mengatakan, sampah yang menggunung di wilayahnya memang sudah sejak lama ada. Bahkan, sejak kali itu masih dialiri air yang sekarang mengalir ke KBT. Sampah-sampah itu bukan hanya berasal dari warga.
"Sampah ini sudah lama di sini. Waktu masih ada alirannya juga sudah begini. Warga juga tidak tahu harus buang sampah di mana, jadi buang di kali ini," kata Junaedi di Kali Cipinang, Senin (25/11/2013).
Junaedi mengaku sudah mengirim surat ke sejumlah dinas terkait. Namun sayang, hingga kini belum ada tangapan. "Kami sudah bersurat terkait permasalahan ini dan saya tembuskan untuk tindak lanjuti mengenai keberadaan kali kita ini," ujar Junaedi.
Sementara, Wakil Lurah Cipinang Besar Utara Bambang N mengatakan, kendala yang dihadapi pemerintah untuk membersihkan sampah di Kali Cipinang adalah sulitnya akses. Memang, di kana kiri bangunan penduduk sangat rapat.
"Kendalanya ada di lapangan, kondisi pemukiman warga yang padat seperti ini membuat alat berat tidak dapat masuk untuk membersihkan sampah," ujar Bambang.
Dia menambahkan, pihak kelurahan sudah mengirim surat ke dinas terkait seperti Dinas Kebersihan dan Dinas PU untuk membersihkan sampah akut di Kali Cipinang. Namun, memang belum ada penanganan berarti dari dinas tersebut.
"Sedangkan, panjang sampah yang ada di kali mencapai 3 kilometer. Kami sudah berupaya mengingatkan masyarakat khususnya RW 04 untuk memberikan masukan jangan buang sampah ke kali," tandasnya.
Berdasarkan data kelurahan setempat, terdapat sekitar 2.239 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 4.496 jiwa yang ada di RW 04 dengan total 15 RT. Dari jumlah itu, sebanyak 7 RT bermukim di pinggiran Kali Cipinang, yakni RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, RT 10, RT 14, RT 15.
Parahnya lagi, hanya ada 12 gerobak sampah yang dimiliki RW 04. Jumlah tersebut jauh dari mungkin untuk membersihkan sampah pada Kali Cipinang. Sementara lokasi pembuangan sampah berada jauh dari permukiman warga, yakni di Pasar Induk Cipinang. (Eks/Mut)