`Pemimpin Bangsa Harus Pluralis Seperti Gus Dur`

Mantan Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dinilai banyak kalangan memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, tanpa melihat latar belakang seseorang dan berani membela kaum minoritas yang tertindas. Apalagi di tengah-tengah isu konflik horizontal yang setiap harinya selalu bermunculan dengan mengatasnamakan kelompok atau golongan tertentu.

"Gus Dur mengajarkan kita untuk saling menyayangi. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik, orang tak pernah bertanya apa agamamu, yang penting perjuangkan kemanusiaan dengan ikhlas. Itu yang harus dimiliki pemimpin kita," kata anggota BPK Ali Masykur Musa saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu (29/12/2013).

Peserta konvensi calon presiden (Capres) Partai Demokrat ini mengatakan Gus Dur yang wafat pada 30 Desember 2009 adalah Bapak Bangsa Indonesia, bukan dimiliki satu golongan saja. Oleh karena itu, wajar apabila kerinduan terhadap Presiden Indonesia ke-4 ini dirasakan semua kalangan masyarakat bangsa ini.

"Masyarakat mencintai Gus Dur karena Gus Dur mencintai masyarakat. Gus Dur mencintai kemanusiaan," ujar Ali.

Ali menyebut, Gus Dur mewariskan semangat kebangsaan kepada kita semua. Gus Dur tidak pernah membeda-bedakan orang. Bagi mantan Ketua PB NU itu menjadi Indonesia adalah kemajemukan yang dirajut dengan kesetaraan dan keadilan yang tak boleh diciderai, apalagi dengan kekerasan.

"Upacara peringatan (4 tahun wafatnya Gus Dur) ini adalah sebuah upaya bahwa kami ingin kebhinekaan di Indonesia itu tidak boleh luntur. Kami tergerak untuk mengembalikan semangat dan kesadaran supaya lebih menghargai adanya perbedaan serta tidak terjebak dalam gerakan intoleransi," tandas Ali. (Alv/Eks)

Baca juga:

Nyalon Gubernur Bangka Belitung, Ahok: Saya `Jual` Nama Gus Dur
Disebut Gus Dur Jadi Kapolri, Sutarman: Saya Tak Pernah Mimpi
4 Misteri Hidup Bagi Yenni Wahid: Lahir, Mati, Jodoh, dan Gus Dur