Anggito Abimanyu Mundur dari Dosen, Rektor UGM Terpukul

Rektor UGM Pratikno mengaku kaget dan tidak percaya dengan mundurnya salah satu dosennya, Anggito Abimanyu yang mengaku telah salah kutip.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Feb 2014, 15:24 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2014, 15:24 WIB
ugm-anggito-140217b.jpg
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Pratikno mengaku kaget dan tidak percaya dengan mundurnya Anggito Abimanyu. Mundurnya Anggito terkait kesalahan pengutipan referensi dalam artikel yang dikirimkan ke salah satu media.

"Merasa terpukul. Tidak percaya Anggito yang bermaksud mengundurkan diri. Permohonan yang berat bagi UGM. Kami akan mengikuti prosedur hukum UGM yang harus dilalui karena UGM berkomitmen atas kejujuran dan budaya akademik UGM," kata Pratikno di gedung Universitas Center, Kampus UGM, Yogyakarta, Senin (17/02/2014).

Menurut Pratikno, UGM selanjutnya akan melakukan analisis atas kesalahan yang dilakukan Anggito ke Senat Akademik untuk nantinya akan dilanjutkan ke Komisi Etik. Dari komisi etik proses dikembalikan lagi ke Senat Akademik yang akan mendengarkan telaah dan minta klarifikasi dari Anggito. Setelah itu baru kemudian mengirimkan surat ke pihak rektorat terkait pengunduran diri Anggito.

"Kita butuh waktu untuk malakukan ini, namun kita selalu menjunjung nilai-nilai kejujuran. Alasannya, ada kesalahan pengutipan referensi yang akan diajukan ke senat akademik. Ini sangat krusial dan sensitif, maka perlu kehatia-hatian sampai menunggu hasil telaah dari Komisi Etik," jelasnya.

Pratikno juga mengatakan, Anggito menjadi aset penting bagi UGM, tetapi kejujuran juga manjadi aset penting lainnya. Jika nantinya Anggito tidak terbukti bersalah, maka permohonan pengunduran diri Anggito akan ditolak UGM.

"Anggito menjadi aset, tapi yang lain adalah aset kejujuran akademik. Jika tidak terbukti melanggar maka kami akan menolak permintaan pengunduran diri sampai kita mendapat jawaban dari Anggito. Kita tidak boleh berspekulasi atas ini," kata Pratikno.

Pengunduran diri Anggito terkait kesalahan mengutip artikel yang tayang 10 Februari 2014 di opini harian Kompas. Artikel yang berjudul 'Gagasan Asuransi Bencana' itu sempat dituduh menjiplak karya Hatbonar Sinaga yang berjudul 'Menggagas Asuransi Bencana' yang terbit pada 21 Juli 2006, di mana sebagian besar kalimatnya nyaris sama.

Anggito yang lahir di Kota Bogor, Jawa Barat pada 19 Februari 1963, merupakan salah satu staf pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM. Kemudian menjadi Kepala Badan Fiskal Kementerian Keuangan era Sri Mulyani. Sampai akhirnya, sejak 2012 lalu dia menjabat sebagai Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama. (Ado/Ism)

Baca juga:

Mengaku Salah Kutip, Anggito Abimanyu Mundur Sebagai Dosen UGM
Golkar Dukung KPK Usut Penyelewengan Dana Haji
Dugaan Penyelewengan Dana Haji, Menag Bisa Dipanggil KPK
Ditanya Soal Dana Haji, Jazuli PKS Banting Pintu Mobil

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya