Liputan6.com, Sentul - Belum lama ini PT Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) mengajak sejumlah media massa nasional termasuk Liputan6.com untuk mencoba Tata Prima LX 2528.K. Pengetesan truk berspesifikasi heavy duty ini dilakukan di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat.
"Kami ingin memberikan kesempatan untuk merasakan kemampuan truk ini, sekaligus merasakan kenyamanan dan sensasi mengemudi dengan Tata Prima LX 2528.K," kata Manager Public Relation TMDI Kiki Fajar saat itu.
Trek off road yang kami libas menggambarkan habitat sesungguhnya Tata Prima LX 2528.K. Permukaan tanah merah dengan beragam rintangan, mulai dari turunan curam, tanjakan terjal, berlumpur, bergelombang sampai gundukan tanah.
Advertisement
Saat pertama kali duduk di balik kemudi, truk heavy duty asal India ini terasa begitu lega. Posisi jok bisa diatur maju dan mundur sehingga sopir bisa mendapatkan posisi berkendara yang nyaman.
Seperti truk pada umumnya, setir Prima LX 2528.K lebar tapi nyaman kala digenggam. Dan yang terpenting, sistem power steering sudah digunakan sehingga enteng dalam mengontrol. Penghuni kabin juga nyaman karena truk ini dilengkapi AC. Tapi sayangnya kami tidak mendapati sistem hiburan di dalamnya.
Tidak berlama-lama mengamati seisi kabin, kami langsung bergegas melibas trek offroad yang tersedia. Obstacle pertama yang kami temui adalah turunan curam. Posisi gigi satu dan kopling dilepas, truk pun meluncur.
Karena torsi yang dimiliki cukup besar, truk seakan tak dibiarkan terjun bebas. Secara perlahan kecepatan diredam dan truk merayap hingga kami melewati tikungan menurun.
Kemampuan mesin Cummins 6.700 cc CRDi yang digunakan Prima LX 2528.K kembali diuji kala menerjang jalan berlumpur. Bermodalkan tenaga 280 daya kuda, dengan torsi 975 Nm @1.500 rpm, truk ini cukup mudah melintasi jalan berlumpur yang cenderung licin.
Sebagai informasi, selama pengetesan kami didampingi Adi selaku instruktur test drive. Tidak cuma mengikuti instruksi Adi, kami juga menjalankan arahan petugas yang berjaga di tiap sudut tikungan agar truk tetap berada di posisi yang benar.
Truk kelir kuning yang kami coba menggunakan bak buatan perusahaan lokal. Sayangnya, bak tersebut dibiarkan kosong alias tidak membawa muatan. Truk ini sendiri diklaim mampu menggendong beban seberat 2,4 ton.
Rintangan yang cukup sulit dihadapi adalah undakan tanah yang cukup tinggi. Untuk bisa dengan mudah melibas, kami menggunakan sistem penggerak 6x4. Dalam mengaktifkan fitur ini, kami harus berhenti terlebih dahulu dan gigi dalam posisi netral lalu tombol 6x4 di dasbor.
Setelah aktif perjalanan dilanjutkan sembari menjaga putaran mesin agar tidak terlalu tinggi. Perlahan truk merayap melewati gundukan tanah dengan mudah. Perlu diketahui, sistem suspensi parabolik di depan dan Bogie Suspension 12 lembar di belakang bekerja dengan baik.
Meski naik turun karena gundukan yang cukup tinggi, pengendara merasa nyaman karena bantingannya yang lembut.
Selama pengetesan, hal yang bagi kami kurang mengesankan adalah tuas persneling yang terasa berat kala pindah gigi terutama gigi mundur. Mungkin kalau sudah terbiasa mencari 'celah' yang enak untuk mengoperasikannya, perpindahan bisa lebih mudah.