Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta seluruh masyarakat ikut mengawal jalannya Pemilu 2024 mendatang. Megawati memberi sinyal akan adanya kecurangan dalam Pemilu 2024 mendatang.
"Jangan biarkan kecurangan Pemilu 2024 yang akhir ini terlihat sudah mulai akan terjadi lagi. Gunakan hak pilihmu dengan tuntunan nurani," ujar Megawati dalam pidatonya yang disiarkan di Youtube, Minggu (12/11/2023).
Baca Juga
"Rakyat jangan diintimidasi seperti dulu lagi," Megawati menambahkan.
Advertisement
Awalnya Megawati dalam pidatonya menyinggung soal keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang tetap berdiri kokoh meski menghadapi rekayasa hukum konstitusi.
"Jangan lupa, kita adalah bangsa pejuang. Kita bangsa yang mampu mengatasi berbagai cobaan sejarah. Karena itulah dalam situasi seperti ini, mari kita kawal Pemilu 2024 dengan nurani dan sepenuh hati," kata Megawati.
Megawati kemudian mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta dalam menentukan calon pemimpin Republik Indonesia periode 2024-2029.
"Kita jadikan Pemilu 2024 sebagai momentum untuk mendapatkan pemimpin terbaik yang benar-benar mewakili seluruh kehendak rakyat Indonesia, mengayomi, agar Indonesia menjadi bangsa hebat, unggul, dan berdiri di atas kaki sendiri," kata Megawati.
Tak hanya itu, Megawati juga menyarankan kepada seluruh elemen bangsa untuk berani menyuarakan kebenaran. Menurut dia, sudah menjadi kewajiban bagi seluruh warga negara untuk bersuara agar tidak terjadi kesewenang-wenangan.
"Karena itulah terus genggam erat semangat reformasi itu! Jangan lupa, terus kawal demokrasi berdasarkan nurani! Jangan takut untuk bersuara, jangan takut untuk berpendapat, selama segala sesuatunya tetap berakar pada kehendak hati rakyat," kata dia.
Â
PDIP Bandingkan Megawati dengan Jokowi
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat membandingkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo. Megawati dinilai berbeda dengan Jokowi yang tengah membangun dinasti politik.
Contohnya, Megawati tidak mencalonkan putrinya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani sebagai calon presiden meski bisa diusung sendiri oleh partai berlambang banteng itu.
"Kalau seperti ini misalnya, bisa saja di dalam menentukan calon presiden misalnya, Bu Mega ini kan punya kesempatan untuk bisa mencalonkan mba Puan dan bisa loh kita itu punya karpet merah untuk mencalonkan sendiri," kata Djarot dalam diskusi di kawasan Matraman, Jakarta, Senin (30/10).
Megawati tidak mencalonkan Puan sebagai calon presiden karena tidak mementingkan dirinya, keluarganya bahkan partainya.
"Tapi kenapa tidak dilakukan itu? Sekali lagi, Ibu Mega ketika mau memutuskan, sekali lagi, sudah tidak lagi mementingkan dirinya, keluarganya, kelompoknya, bahkan partainya, yang penting untuk Indonesia ini harus yang terbaik. Begitu loh di mata kami," ujar Djarot.
Ia pun buka-bukaan bahwa Presiden Joko Widodo yang mendorong putranya Gibran Rakabuming Raka menjadi wali kota Solo. Begitu juga dengan menantunya, Bobby Nasution yang maju menjadi wali kota Medan. Keduanya Jokowi yang meminta PDIP usung. Kendati tetap melalui proses pengkaderan di internal.
"Saya buka saja di sini, itu Mas Gibran menjadi wali kota karena memang pak Jokowi kader partai, ketika menginginkan anaknya untuk maju, 'Izin maju', ya tentu dibantu. Bukan hanya anaknya, menantunya juga," kata Djarot.
Advertisement