Demi Gulingkan PM Najib, Warga Malaysia Rela Tidur di Jalanan

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 30 Agu 2015, 15:00 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2015 15:00 WIB
20150830-Tuntut PM Najib Mundur, Warga Malaysia Rela Tidur di Jalanan
Pengunjuk rasa tidur di jalan saat aksi gerakan Bersih 4.0 di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur, Minggu (30/8/2015). Aksi tersebut menuntut pengunduran diri PM Malaysia Najib Razak terkait tuduhan korupsi. (REUTERS/Olivia Harris)
Foto 1 dari 5
20150830-Tuntut PM Najib Mundur, Warga Malaysia Rela Tidur di Jalanan
Pengunjuk rasa tidur di jalan saat aksi gerakan Bersih 4.0 di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur, Minggu (30/8/2015). Aksi tersebut menuntut pengunduran diri PM Malaysia Najib Razak terkait tuduhan korupsi. (REUTERS/Olivia Harris)
Foto 2 dari 5
20150830-Tuntut PM Najib Mundur, Warga Malaysia Rela Tidur di Jalanan
Seorang pengunjuk rasa tertidur diantara kantong plastik saat aksi gerakan Bersih 4.0 di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur, Minggu (30/8/2015). Aksi tersebut menuntut pengunduran diri PM Malaysia Najib Razak terkait tuduhan korupsi. (REUTERS/Olivia Harris)
Foto 3 dari 5
20150830-Tuntut PM Najib Mundur, Warga Malaysia Rela Tidur di Jalanan
Seorang pengunjuk rasa tidur saat aksi gerakan Bersih 4.0 di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur, Minggu (30/8/2015). Aksi tersebut menuntut pengunduran diri PM Malaysia Najib Razak terkait tuduhan korupsi. (REUTERS/Olivia Harris)
Foto 4 dari 5
20150830-Tuntut PM Najib Mundur, Warga Malaysia Rela Tidur di Jalanan
Kelompok aliansi pro-reformasi tidur di dekat spanduk saat aksi gerakan Bersih 4.0 di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur, Minggu (30/8/2015). Aksi tersebut menuntut pengunduran diri PM Malaysia Najib Razak terkait tuduhan korupsi. (REUTERS/Edgar Su)
Foto 5 dari 5
20150830-Tuntut PM Najib Mundur, Warga Malaysia Rela Tidur di Jalanan
Pengunjuk rasa meneriakkan tuntutannya saat aksi gerakan Bersih 4.0 di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur, Minggu (30/8/2015). Aksi tersebut menuntut pengunduran diri PM Malaysia Najib Razak terkait tuduhan korupsi. (REUTERS/Athit Perawongmetha)