Derita Pengungsi Terjebak Cuaca Dingin di Perbatasan Serbia

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 20 Okt 2015, 09:22 WIB

Diterbitkan 20 Okt 2015 09:22 WIB

20151019-Melihat Derita Pengungsi di Perbatasan Serbia

Anak pengungsi tidur dalam perjalanan dari Slovenia melintasi perbatasan menuju Trnovec, Kroasia, Senin (19/10). Ribuan orang terjebak cuaca dingin di desa perbatasan Serbia Berkasovo setelah Kroasia membendung para pendatang. (REUTERS/Antonio Bronic)

Foto 1 dari 6

Para pengungsi saat menunggu menyeberang perbatasan dari Slovenia menuju Trnovec, Kroasia, Senin (19/10). Ribuan orang terjebak cuaca dingin di desa perbatasan Serbia Berkasovo setelah Kroasia membendung para pendatang. (REUTERS/Antonio Bronic)

Foto 2 dari 6

Anak pengungsi tidur dalam perjalanan dari Slovenia melintasi perbatasan menuju Trnovec, Kroasia, Senin (19/10). Ribuan orang terjebak cuaca dingin di desa perbatasan Serbia Berkasovo setelah Kroasia membendung para pendatang. (REUTERS/Antonio Bronic)

Foto 3 dari 6

Pengungsi berteduh dalam perjalanan dari Slovenia melintasi perbatasan menuju Trnovec, Kroasia, Senin (19/10). Ribuan orang terjebak cuaca dingin di desa perbatasan Serbia Berkasovo setelah Kroasia membendung para pendatang. (REUTERS/Antonio Bronic)

Foto 4 dari 6

Berita Terkait

Pengungsi menghangatkan diri saat menunggu menyeberang perbatasan dari Slovenia menuju Trnovec, Kroasia, Senin (19/10). Ribuan orang terjebak cuaca dingin di desa perbatasan Serbia Berkasovo usai Kroasia membendung para pendatang. (REUTERS/Antonio Bronic)

Foto 5 dari 6

Pengungsi terbungkus selimut saat menunggu menyeberang perbatasan dari Slovenia menuju Trnovec, Kroasia, Senin (19/10). Ribuan orang terjebak cuaca dingin di desa perbatasan Serbia Berkasovo usai Kroasia membendung para pendatang. (REUTERS/Antonio Bronic)

Foto 6 dari 6

Para pengungsi saat menunggu menyeberang perbatasan dari Slovenia menuju Trnovec, Kroasia, Senin (19/10). Ribuan orang terjebak cuaca dingin di desa perbatasan Serbia Berkasovo setelah Kroasia membendung para pendatang. (REUTERS/Antonio Bronic)