Demonstrasi Tuntut Pekerjaan di Tunisia Dibubarkan dengan Kekerasan

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 22 Jan 2016, 09:13 WIB

Diterbitkan 22 Jan 2016 09:13 WIB

20160121-Demonstrasi Tuntut Pekerjaan di Tunisia Dibubarkan dengan Kekerasan-Tunisia

Seorang pria mengendarai sepeda saat pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah polisi di luar kantor pemerintah setempat di Kasserine, Tunisia, Kamis (21/1). Mereka menuntut solusi dari masalah pengangguran yang meliputi negaranya. (REUTERS/Amine Ben Aziza)

Foto 1 dari 6

Seorang pria mengendarai sepeda saat pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah polisi di luar kantor pemerintah setempat di Kasserine, Tunisia, Kamis (21/1). Mereka menuntut solusi dari masalah pengangguran yang meliputi negaranya. (REUTERS/Amine Ben Aziza)

Foto 2 dari 6

Polisi menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa di luar kantor pemerintah setempat di Kasserine, Tunisia, Kamis (21/1). Para pengangguran muda turun ke jalan memprotes keterpurukan ekonomi dan sulitnya lapangan kerja. (REUTERS/Amine Ben Aziza)

Foto 3 dari 6

Para pengunjuk rasa melakukan aksi protes di luar kantor pemerintah setempat di Kasserine, Tunisia, Kamis (21/1). Para pengangguran muda turun ke jalan memprotes keterpurukan ekonomi dan sulitnya lapangan kerja. (REUTERS/Amine Ben Aziza)

Foto 4 dari 6

Berita Terkait

Polisi anti huru hara terkena gas air mata yang dilemparkan rekannya untuk membubarkan demonstrasi di Kasserine, Tunisia, Kamis (21/1). Para pengangguran muda menuntut solusi dari masalah pengangguran yang meliputi negaranya. (REUTERS/Amine Ben Aziza)

Foto 5 dari 6

Polisi mengejar pengunjuk rasa yang melakukan aksi protes di luar kantor pemerintah setempat di Kasserine, Tunisia, Kamis (21/1). Para pengangguran muda turun ke jalan memprotes keterpurukan ekonomi dan sulitnya lapangan kerja. (REUTERS/Amine Ben Aziza)

Foto 6 dari 6

Pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan aparat kepolisian di luar kantor pemerintah setempat di Kasserine, Tunisia, Kamis (21/1). Para pengangguran muda turun ke jalan memprotes keterpurukan ekonomi dan sulitnya lapangan kerja. (REUTERS/Amine Ben Aziza)